Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Petani Perkebunan Teh Margawindu Sumedang dari Masa ke Masa

Kompas.com - 28/07/2023, 11:44 WIB
Aam Aminullah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Ilah mengatakan, meski sejak 1997 tersebut statusnya sudah tidak sebagai buruh pemetik teh, dengan menjadi penggarap lahan, tapi hasil yang didapat juga nyaris sama dengan ketika menjadi buruh.

"Ya dalam seminggu itu, dari hasil jual teh ke pengepul paling banyak cuma dapat Rp 200.000. Itu teh kotor, karena kita juga harus beli pupuk dan kebutuhan lainnya," ujar Ilah.

Meski hasil yang didapat jauh lebih kecil dan tidak sebanding dengan keringat yang diperas. Namun, Ilah tetap bertahan demi membantu perekonomian keluarga.

"Kalau dulu suami kerja serabutan, tapi sekarang karena sudah tua jadi enggak kerja. Karena itu, sekarang pemasukannya hanya dari hasil metik teh ini, jadi ya saya bertahan meski hasil yang didapat memang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yang penting masih ada buat makan," tutur Ilah.

Baca juga: Menolak Legalisasi Lahan Sawit Korporasi di Kawasan Hutan

Di sela-sela percakapan dengan Kompas.com, Ilah sempat mengeluh kondisi ekonomi hidupnya.

Dia mengaku, hingga saat ini, tidak pernah menerima bantuan sosial dalam bentuk apa pun dari pemerintah.

"Ya, mungkin itu karena saya punya lahan garapan kebun teh ini, jadi dikiranya saya ini orang mampu, padahal mah serba kekurangan, malahan sering juga pinjam sana-sini buat nutupin kebutuhan sehari-hari," keluh Ilah.

Ilah hanya berharap, ke depan, pemerintah lebih memerhatikan nasib petani penggarap perkebunan teh seperti dirinya.

"Ya, harapannya, ibu bisa terus sehat. Pemerintah harus baik juga ke petani, lebih perhatian, program apa aja biar petani kayak kita itu hidupnya lebih sejahtera," harap Ilah.

Baca juga: Kebun Teh Tambi: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Lahan perkebunan diurus turun temurun

Petani penggarap Perkebunan Teh Margawindu lainnya, Henhen Juhaena (42), mengakui jika penghasilannya sebagai penggarap lahan perkebunan teh tak mampu mencukupi kehidupan sehari-hari.

Henhen mengaku, untuk menutupi kebutuhan hidupnya, selain menjadi penggarap lahan, ia juga bekerja di salah satu objek wisata yang ada di Desa Citengah.

"Ya karena enggak cukup (penghasilan dari menggarap kebun teh), jadi ikut kerja, bantu-bantu di tempat wisata," ujar Henhen kepada Kompas.com.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pengamen Ditemukan Tewas di Perkebunan Teh Malabar Bandung

2 Pengamen Ditemukan Tewas di Perkebunan Teh Malabar Bandung

Bandung
Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel di Perkampungan Bogor, Polisi Temukan 1,2 Juta Pil PCC

Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel di Perkampungan Bogor, Polisi Temukan 1,2 Juta Pil PCC

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Pabrik Narkoba di Bogor Digerebek Polisi, Pak RT Kaget: Dia Izinnya Buka Bengkel

Pabrik Narkoba di Bogor Digerebek Polisi, Pak RT Kaget: Dia Izinnya Buka Bengkel

Bandung
Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Bandung
Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Bandung
Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Bandung
Memburu 3 Pembunuh Vina

Memburu 3 Pembunuh Vina

Bandung
Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Bandung
Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Bandung
Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Bandung
Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bandung
Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com