BOGOR, KOMPAS.com - Bayi laki-laki dari pasangan suami istri M Thabrani (52) dan Siti Maulia (37) tertukar dengan bayi lain atau bayi pasien B di Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kini, polisi sedang menyelidiki laporan kasus bayi tertukar di rumah sakit tersebut. Semua pihak yang terlibat akan diperiksa, termasuk dari pihak RS Sentosa.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara (Jubir) RS Sentosa, Gregg Djako menegaskan siap memenuhi panggilan polisi untuk dimintai keterangan.
Baca juga: Bayi Tertukar di Bogor, Pihak Rumah Sakit Sebut Salah Satu Ibu Menolak Tes DNA
"Kalau panggilan itu dalam konteks pro justitia (demi hukum) sih ya pihak RS harus datang. Apalagi untuk niat baik mengungkap kasus ini. Jadi kita pasti bakal memenuhi panggilan (pemeriksaan) polisi," ujar Gregg saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/8/2023).
Meski begitu, Gregg mengatakan bahwa belum ada komunikasi dengan pihak kepolisian terkait rencana pemanggilan atau pemeriksaan. Gregg memastikan pihak rumah sakit akan datang ke polisi guna memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya.
"Belum ada, kita masih tunggu. Dalam arti, kalau ada panggilan ya. Kita tentu wajib datanglah," ucapnya.
Mengenai bukti tes DNA maupun gelang tertukar, sambung dia, pihak RS akan membantu kepolisian agar penyelidikan berjalan baik dan fair.
Dia mengatakan kasus tertukarnya bayi pasien yang terjadi satu tahun lalu atau Senin (18/7/2022) itu, melibatkan tiga pihak. Dia menyebutkan, tiga pihak itu adalah Ibu Siti Maulia dan pasien B atau ibu dari bayi yang tertukar.
Berdasarkan data administrasi dan rekam medis, ada dua bayi laki-laki yang baru dilahirkan setahun yang lalu tepatnya Juli 2022. Sehingga, kedua ibu dari dua bayi laki-laki tersebut langsung ditelusuri.
Kedua perempuan yang bayinya tertukar itu akhirnya dipanggil untuk dilakukan tes DNA. Tetapi, yang bersedia untuk tes DNA hanyalah bayi dari Ibu Siti Maulia warga Desa Cibeuteng, Kecamatan Ciseeng.
Sedangkan pasien B warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor, tidak pernah mau datang dan menolak tes DNA.
"Rumah sakit pasti akan membantu kepolisian atau penyidik agar penyelidikan juga kemudian berjalan baik dan fair bagi keluarga korban lalu kemudian bagi pihak rumah sakit," ungkapnya.
"Dan juga bagi keluarga yang satunya si pasien B. Kan kasus ini melibatkan tiga pihak, RS, pasien yang di Ciseeng Ibu Siti dan satu lagi yang di Tajur Halang, si pasien B," imbuhnya.
Baca juga: Polisi Bakal Periksa Rumah Sakit Lokasi Tertukarnya Bayi di Bogor
Hingga kini, pihak ibu atau pasien B yang menolak tes DNA masih sulit ditemui atau dihubungi. Pihak RS bahkan juga sudah bersurat sebanyak dua kali kepada pasien B.
Namun nyatanya sampai hari ini tak ada tanggapan yang berarti. RS tidak pernah diam atau menutup-nutupi kasus pasien yang bayinya tertukar.
"Kami minta ibu pasien B supaya menunjuk lembaga yang melakukan pengecekan tes DNA. RS siap memfasilitasi. Tapi sampai hari ini belum ada tanggapan yang berarti. Artinya, RS tidak pernah diam. Kita juga melakukan upaya agar kasus ini terbuka dan menemui titik terang," bebernya.
Dia menambahkan, pihaknya sudah siap menjalani pemeriksaan agar bisa membuktikan kebenaran terkait bayi tertukar itu. Termasuk juga soal gelang jatuh karena kelalaian perawat rumah sakit
"Kalau memang diperlukan diperiksa, saya pikir perawat akan siap juga untuk diperiksa. Karena soal panggilan ini kita harus datang. RS siap mengenai panggilan ini," jelasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.