Menurut Darman, pemerintah daerah sudah mendukung upaya-upaya pelestarian Gondang Buhun.
Dinas terkait, kata dia, sudah berkolaborasi dengan kelompok peduli budaya untuk menggali potensi kesenian ini.
Pemda biasanya mengundang dalam Festival Tampaling, lomba layang-layang, dan perayaan hari jadi daerah.
Pemerintah juga menyediakan tempat pagelaran berupa panggung budaya.
"Di Desa Cikalong ada panggung budaya Giri Samboja. Fasilitasnya, panggung pagelaran budaya, leuit atau tempat penyimpanan padi, saung lisung, mushola," jelasnya.
Gondang Buhun berawal dari kisah kehidupan keluarga petani.
"Versi Cikalong (Pangandaran), nama keluarga itu Jaka Tarum dan Nawang Wulan," kata Darman.
Suatu hari, Nawang Wulan menitipkan penanak nasi kepada Jaka Tarum. Ia berpesan kepada Jaka Tarum untuk jangan sekali-kali membuka penanak nasi tanpa sepengetahuannya.
Namun, Jaka Tarum penasaran ingin membuka penanak padi tersebut. Kemudian ia membukanya dan terjadi malapetaka.
"Padi tersebut tidak jadi nasi," kata dia.
Baca juga: Cerita Seniman Tradisi Badud Pangandaran, Pernah Dicemooh dan Dibayar Alakadarnya
Nawang Wulan marah karena pesannya dilanggar. Dia menuntut Jaka Tarum membuat alat untuk menumbuk padi yang harus selesai dalam waktu satu malam.
Karena Jaka Tarum orang sakti, maka selesailah alat penumbukannya yang disebut halu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.