Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Sopir Angkot di Kabupaten Bandung, Setoran Harian Rp 80.000 Sulit Didapat

Kompas.com - 30/10/2023, 14:54 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Sekarang kadang satu rit Rp 40.000, belum bensin Rp 20.000 paling sedikit. Kalau mau aman ya harus dapet Rp 120.000, tapi kita enggak dapet keuntungan. Aman banget ya lebih dari segitu, Rp 150.000 atau Rp 200.000, tapi susah banget dapet segitu," ujarnya.

Jika hari ini sopir angkot tak mencapai target, artinya besok harus bayar utang atau nombok.

Tak jarang, para sopir mengeluh soal uang yang dibawa ke rumah tak menentu.

"Kenyataannya saya butuh makan, terus menafkahi istri dan anak saya yang masih sekolah. Untungnya, sekarang satu anak saya sudah lulus dan sekarang kerja, sedikit bisa bantu lah," ungkap dia.

Ongkos Penumpang Vs Pembaharuan Fasilitas

Tak terasa angkot yang dikemudikan Aep sudah melewati tiga pemberhentian, salah satu penumpang turun di sekitaran Jalan Terusan Kopo-Katapang.

Penumpang Ibu dan anak itu membayar Aep Rp 5.000.

"Tuh, tingali masih aya nu mayar sakieu (Tuh lihat masih ada yang bayar segini)," sambil menunjukan ongkos yang diberikan penumpang tadi.

Padahal, pengumuman kenaikan tarif angkot sudah ditempel sejak kenaikan BBM lalu.

Aep berkata, dulu ongkos jarak dekar Rp 2.000 kemudian naik jadi Rp 3.000.

"Kalau jauh (Leuwi Panjang - Soreang), dulu banyaknya ngasih Rp 10.000 sekarang kita naikan jadi harusnya bayar Rp 12.000. Tapi kalau penumpangnya ngerti ya kadang ngasih lebih, tapi kalau yang enggak ngerti, mau gimana saya serba salah," kata Aep.

Disinggung mengenai permintaan Pemerintah agar angkutan umum bisa beradaptasi dan bersaing dengan transportasi online, terutama mengenai fasilitas, Aep hanya tertawa.

Ia menyebut keinginan atau permintaan pemerintah tersebut bukan tidak didengarkan oleh pengusaha angkot atau para sopir angkot. Namun, pemerintah seharusnya melihat kondisi di lapangan.

"Kalau wacana itu sudah santer pas waktu online mulai merambah tuh, tapi mana realitanya. Kaya angkot di Kota Bandung ada yang fasilitasnya diperbarui dan lain halnya, sama saja masih susah bersaing," tuturnya.

Tak hanya itu, Aep menambahkan, janji pemerintah untuk mengajak para sopir angkot agar bisa menjadi sopir Bus atau Trans masih belum terealisasi.

"Mana coba janji yang itu, enggak ada, Bus Trans masih jalan dengan sopirnya, kita masih jalan aja dengan angkot kita," kata dia.

Aep menginginkan pemerintah betul-betul serius jika ingin membawa perubahan pada angkutan masal seperti angkot.

Hal-hal seperti kendaraan online, kenaikan harga BBM mesti diperhatikan dan dicarikan solusinya, agar keinginan pemerintah meningkatkan kualitas fasilitas Angkot bisa terpenuhi.

"Kita lihat contoh tadi yang bayar ongkos berdua saja bayarnya segitu, artinya ada yang membuat masyarakat berat juga. Nah saya pengen pemerintah tuh lihat dan tahu bagaimana keadaan di lapangannya. Jadi seimbang gitu, setoran kita bisa normal, pengusahanya bisa berinovasi, kita bisa bawa uang lebih ke rumah. Enggak kaya sekarang semuanya berantakan," ungkapnya.

Hidup Segan Mati Tak Mau

Ria Lestari (27) warga Soreang, Kabupaten Bandung yang juga penumpang angkot Aep, mengatakan masih membutuhkan angkot sebagai sarana transportasi ke tempat kerjanya di Katapang.

"Saya enggak bisa bawa motor, ya satu-satunya transportasi ya ini angkot. Udah lama saya pake angkot ini sejak sekolah," kata Ria.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Tanah Longsor Terjang Komplek Pesantren di Sukabumi, Penjaga Keamanan Tewas

Bandung
Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Terjadi Lagi, Truk Tambang Tabrak Warung di Parung Panjang Bogor

Bandung
Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Jalani Tradisi Seba, 1.500 Warga Baduy Datang ke Pemkab Lebak

Bandung
Memburu 3 Pembunuh Vina

Memburu 3 Pembunuh Vina

Bandung
Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Angkot Rombongan Pelajar SMPN 4 Cimahi Kecelakaan di Kota Bandung, 3 Siswa Terluka

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Kondisi Bocah yang Depresi Ponselnya Dijual Sang Ibu, Rutin Minum Obat dan Dibelikan HP Baru

Bandung
Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Menangis, Ayah Pacar Vina: Jangan Buat Kami Lebih Sakit

Bandung
Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Ayah Pacar Vina Muncul Beri Penjelasan, Sebut 8 Tahun Berusaha Tangkap Para Pembunuh

Bandung
Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bencana Tanah Longsor di Bandung Barat Butuh Percepatan Penanganan

Bandung
Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Nasdem dan Gerindra Sepakat Berkoalisi Dukung Petahana di Pilkada Karawang 2024

Bandung
3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

3 Pelaku Masih Buron, 8 Pembunuh Vina Bakal Kembali Diperiksa Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Pemkab Majalengka Tanggung Biaya Jaminan Perlindungan Petugas Pilkada 2024

Bandung
Bima Arya 'Menjemput Takdir' di Kantor DPD Golkar Jabar

Bima Arya "Menjemput Takdir" di Kantor DPD Golkar Jabar

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com