Setelah itu, semua anggota tim gabungan turun dan kerja sama hingga berhasil melakukan pemadaman di seluruh titik.
Kasus kejadian kebakaran yang kembali terjadi beberapa di antaranya titik baru yang tersebar di beberapa wilayah dengan luasan sekitar 20 hektar di 5 sampai 10 kali kejadian.
Dari sekian banyak kebakaran, Maman menyebut vegetasi yang terbakar di wilayah BTNGC didominasi semak belukar dan alang-alang.
Baca juga: Kebakaran Gunung Ciremai Sambar Objek Wisata Batu Sepur, Wisatawan Nyaris Jadi Korban
Ada beberapa vegetasi pinus tapi hanya sebagian kecil, karena tim gabungan langsung bergerak cepat melakukan pemadaman.
Maman bersama banyak pihak mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama kembali pemulihan pasca kebakaran ini.
Hanya dengan cara pemulihan, krisis iklim yang sedang terjadi di seluruh belahan dunia dapat diatasi secara perlahan.
"Ke depannya, kita bersama-sama mengendalikan perubahan iklim, mempertahankan hutan hutan yang ada, upaya pemulihan ekosistem, dan mengendalikan kebakaran. Ini sikap bersama yang harus kita lakukan menghadapi perubahan iklim," tegasnya.
Baca juga: Kebakaran Gunung Ciremai Kuningan Meluas Capai 150 Hektar
Atas dasar itu, meski sudah masuk musim hujan, tim BTNGC bersama tim gabungan masih siaga kebakaran di beberapa titik. Posko penanganan bersama pun belum dihentikan.
Khusus tim BTNGC, Maman menugaskan tim pemantauan melakukan patroli drone tiga kali dalam satu hari, pagi - siang - sore menjelang malam. Ini sangat efektif untuk mendeteksi lokasi lokasi sejak sedini mungkin.
"Tiga kali, masih kita lakukan. Dan ini setiap hari sampai hari ini, ini laporan kemarin sore, tanggal dan jam nya ada kan," tutup Maman menunjukkan patroli drone yang dilakukan tim BTNGC.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.