Bahkan pada Selasa (14/11/2023) sempat terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan enam kendaraan dan menyebabkan satu orang tewas.
Selasa malam itu pula, sambung Agnes, tetangganya mengalami kecelakaan tunggal pada pukul 23.52 WIB.
Tetangganya yang bernama Erna Cahyadi itu harus dievakuasi ke rumah sakit menggunakan ambulans.
Baca juga: Mahkota Tugu Pancakarsa di Bogor Telan Biaya Rp 487 Juta
Namun, satu unit ambulans yang dihubungi tidak bisa melintas karena terjebak antrean atau macet akibat truk tambang.
"Dia pulang ke rumah udah dalam keadaan luka-luka. Terus kita panggilkan ambulans, bayangin aja dia nunggu ambulans berjam-jam, lalu bagaimana nasib ketika ada orang kritis. Terus belum ada sebulan yang lalu juga ada kecelakaan di depan Polsek," keluh Agnes kecewa.
Menurut Agnes, warga Parung Panjang menyesalkan sikap pemerintah daerah yang cenderung membiarkan truk-truk tambang melintas di luar jam operasional.
Sepekan terakhir ini, truk tambang muatan batu bertonase berat itu disebut bebas melenggang lewat di luar jam operasional.
Truk pengangkut batu itu melintasi jalan publik telah berlangsung bertahun-tahun sehingga merusak jalan sehingga berbahaya untuk dilintasi.
"Kita memviralkan ini ke media karena sudah muak melihat truk-truk itu, ada berapa ratus jiwa lagi nanti yang akan jadi korban di jalanan. Pemerintah setempat juga seharusnya buka mata, buka hati," imbuhnya.
Baca juga: Tiga Tahun Pembangunan Bendungan Jragung, Warga Kedungglatik: Kami Hanya Menerima Polusi Debu
Warga mendesak pemerintah agar menyetop sementara aktivitas truk tambang sampai masalah-masalah itu teratasi.
Apalagi, jumlah truk tambang beserta beratnya tak sebanding dengan kapasitas dan kondisi jalan publik yang tersedia.
Jalan yang menjadi akses satu-satunya warga Parung Panjang kini rusak parah, jalan berlobang terus bertambah, seperti kubangan besar buat ikan.
Kubangan itu besar dan berbahaya saat dilintasi pengendara motor.
Agnes mengaku pernah menjadi korban, bamper mobilnya rusak. Tak sedikit ia menyaksikan tetangga-tetanggnya yang menggunakan motor terjatuh di kubangan itu.
"Kejadian ini kan paket double combo, udah mah jalanan rusak, kita jadi susah pulang, was was kalau kesenggol ban truk, ada juga kita terlindas. Jadi mau sampai kapan kejadian ini terulang. Pemkab Bogor kalau memang belum bisa memperbaiki jalan, seharusnya bikin peraturan yang bener, tegas dong sama truk truk tambang yang merusak dan mencelakakan warga," terangnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ilyas (27), seorang warga yang tinggal di perbatasan Parung Panjang - Jasinga.
Ilyas yang sehari-hari menggunakan motor ke tempat kerjanya di BSD Tangerang, merasakan dampak aktivitas truk tambang di jalan Mochamad Toha, Jagabaya.
"Ya secara waktu lebih lama di jalan utama itu karena akses susah, udah gtu jalan rusak sekarang makin parah. Kan tiap waktu truk tambang itu ada. Apalagi di jam sore sampai malam. Kalau siang juga ada cuman enggak ramai," ujarnya.