Ia mengaku berangkat dan pulang kerja selalu khawatir saat melintasi jalan utama tersebut.
Akses untuk motor saja sulit karena macet, ditambah jalan berlubang besar sehingga secara waktu tempuh lebih lama.
Menurut Ilyas, warga sekitar mungkin sudah terbiasa. Namun, bagi warga luar daerah, jangankan luar daerah, beda kecamatan saja khawatir karena risiko yang ditanggung sangat besar.
Baca juga: Kecelakaan Mobil Personel Grup Musik Debu, Kecepatan Diduga 100 Km Per Jam
Dia pun hanya bisa berdoa agar tidak terjadi kecelakaan yang biasa dia saksikan.
"Selama ini ya tiap pulang pakai motor sering banget keserempet-serempet begitu, hampir game over (tewas). Tapi jangan sampai lah," kata Ilyas.
Ilyas berharap agar pemerintah setempat mau menanggapi dengan serius apa yang dirasakan pengendara motor.
Pertama, setiap berangkat atau pulang kerja itu sudah pasti terjebak macet yang diakibatkan keluar masuk truk-truk besar. Jam operasional truk harus diatur karena saat ini mereka seenaknya.
Kedua, kondisi jalan yang semakin memprihatinkan, ada yang berlobang, ada yang retak, ada pula yang bergelombang.
Baca juga: Dinding, Kaca hingga Atap Sekolah Memutih Gara-gara Debu Jalan Rusak, Guru-Siswa Gantian Sakit
Terutama jalur arah dari Jasinga ke Parung Panjang bisa dibilang lebih rusak di jalur sebelahnya.
Ketiga, debu yang sangat banyak membuat pengendara motor terganggu. Bahkan, debu bisa dilihat dari rumah-rumah atau kios yang berada tepat di pinggir jalannya.
Tidak hanya itu, kondisi hujan seperti sekarang ini ada lumpur dan genangan air yang membuat jalan menjadi licin.
Lalu yang keempat, minimnya kesadaran pengendara truk yang seenaknya parkir di jalan dan mengambil jalur lawan arahnya tanpa mementingkan pengendara motor dan lainnya.
"Semoga bisa ditanggapi dengan serius sama pemerintah. Maksudnya jangan cuman ngomong doang. Hari ini hilang, beberapa bulan kemudian ada lagi. Harusnya secara permanen bikin jalan buat truk dan dibuatkan juga jalan untuk warga," jelas Ilyas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.