Selain warga tak memiliki tempat parkir di rumahnya, Kustini mengatakan tempat parkir sepeda motor tersebut tergolong aman dari banjir.
Asumsi itu yang membuat perempuan itu dan warga yang lain lebih memilih memmarkirkan kendaraan di sana.
"Tanggul jebol (dekat sepeda motornya) jadi penyebab banjir bandang, dan motor saya hanyut, sampai sekarng belum ditemukan," jelas dia.
Baca juga: Banjir Bandang di Bandung, Belasan Rumah Roboh, Puluhan Motor Hanyut
Ia mengatakan sudah membuat laporan kepada Tim SAR terkait hal tersebut. Namun, sampai saat ini belum ada kabar baik.
Baginya, sepeda motor tersebut bukan hanya sekedar alat transportasi atau meringankan aktivitas.
Lebih dari itu, dengan sepeda motor tersebut dia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kustini berprofesi sebagai ojek online (Ojol) wanita. Dengan sepeda motor matik itu, ia bisa menghidupi anaknya Keysa (15) dan Ibunya Aminah (59).
"Kalau enggak ada motor saya dapet uang dari mana, Motor itu sangat penting bagi saya, saya tak bisa kerja. Sebab tak ada kerjaan lain untuk bisa memenuhi kebutuhan ibu dan anak saya," ujar Kustini sambil menahan derai air mata.
Baca juga: Ketika Uang Rp 156 Juta dan Emas 50 Gram Lenyap Disapu Banjir Bandang
Meski sulit, ibu tunggal satu anak ini mengaku tak mau meyerah. Ia akan terus mengontrol setiap kali Tim SAR melakukan pembersihan material.
Menurutnya, pencarian motornya yang terbawa arus banjir bandang itu sulit karena banjirnya membawa sampah dan lumpur, hingga jika tertimbun tak terlihat.
"Sekarang juga banyak sampahnya, ini di bawah tumpukan sampah ini terlihat ada motor. Motor saya warna biru putih," bebernya.
Ia menyakini motornya berada di salah satu tumpukan material sampah dan lumpur yang terbawa akibat luapan sungai Cigede.
Pasalnya, ia sempat ditunjukan warga, jika dalam salah satu tumpukan sampah terdapat motor ber-shock breaker merah.
"Tapi enggak tahu motor saya ada di situ atau tidak," ujarnya.