Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Fenomena Puting Beliung dan Tornado, Apakah Berbeda?

Kompas.com - 22/02/2024, 21:25 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Viral di sosial media rekaman fenomena cuaca ekstrem berupa angin kencang yang terjadi di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung pada Rabu (21/2/2024) sore.

Dalam rekaman tersebut, terlihat awan gelap disertai pusaran angin kencang yang menerbangkan material bangunan yang dilewatinya.

Baca juga: BERITA FOTO: Kondisi Rancaekek Usai Diterjang Puting Beliung

Terkait fenomena ini, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, dalam cuitannya di X (dulu bernama Twitter), menyebut bahwa kejadian angin kencang di sejumlah wilayah di Jawa Barat pada Rabu sore tergolong tornado.

“Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99 persen alias mirip bingits!,” tulisnya, pada Kamis (22/2/2024).

Baca juga: Cerita Iding Saat Puting Beliung Penghancur Berada Tepat di Atas Kepalanya

Hal berbeda diungkap peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Prof Eddy Hermawan yang memastikan bahwa pusaran angin tersebut bukan tornado, dengan mengacu pada definisi tornado itu sendiri.

"Memang akan terkesan bahwa kok sama-sama BRIN tapi beda pandangan, ya monggo saja. Bagi saya sendiri, berpedoman kepada apa definisi tornado," tutur Eddy, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/2/2024).

Baca juga: Dampak Puting Beliung, 534 Bangunan di Bandung dan Sumedang Rusak, 33 Orang Luka

Sementara Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa fenomena angin kencang yang merusak ratusan rumah di Jawa Barat adalah puting beliung.

”Fenomena yang terjadi di Rancaekek (Bandung) kemarin adalah puting beliung. Bukan tornado sebagaimana biasa terjadi di Amerika Serikat,” kata Guswanto, seperti diberitakan Ahmad Arif melalui Kompas.id, Kamis (22/2/2024).

Lebih lanjut, menurut Guswanto, berdasarkan pemantauan BMKG dari data stasiun pengamatan di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor, yang berjarak 5 km dari lokasi kejadian, kecepatan angin kencang pada hari kejadian mencapai 36 km per jam.

Apakah Puting Beliung dan Tornado Berbeda?

Masyarakat yang memperhatikan kejadian puting beliung Rancaekek ini kemudian mempertanyakan apakah fenomena angin puting beliung dan tornado berbeda.

Dilansir dari laman indonesiabaik.id, angin puting beliung sebenarnya adalah sebutan lokal yang digunakan di Indonesia untuk kejadian tornado dengan skala kecil.

BMKG menyebut bahwa fenomena angin puting beliung di Indonesia berskala F0 (kecepatan angin kurang dari 117,48 kilometer/jam) hingga F1 (kecepatan angin kisaran 117,48 - 180,24 km/jam) berdasarkan Fujita Scale.

Fenomena angin puting beliung berupa angin kencang yang membentuk pusaran ini juga bersifat merusak, dengan tipe kerusakan ringan hingga sedang.

Angin puting beliung merusak atap rumah dan pabrik Kahatex di Jatinangor, Sumedang, Jabar, Rabu (21/2/2014) sore.  REPRO BIDIK LAYAR VIDEO WARGA Angin puting beliung merusak atap rumah dan pabrik Kahatex di Jatinangor, Sumedang, Jabar, Rabu (21/2/2014) sore.

Alasan Penggunaan Istilah Puting Beliung

Di Indonesia terdapat beberapa sebutan lain untuk fenomena angin puting beliung, seperti angin puyuh, angin lesus, hingga angin ribut.

Lebih lanjut, menurut Guswanto, secara esensial fenomena puting beliung dan tornado memang merujuk pada fenomena alam yang memiliki beberapa kemiripan visual yaitu pusaran angin yang kuat, berbahaya, dan berpotensi merusak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Raih Suara Terbanyak di Golkar, Airin Siap Mundur demi Pilgub Banten

Raih Suara Terbanyak di Golkar, Airin Siap Mundur demi Pilgub Banten

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Senin Siang Masih Ngobrol dengan Tetangga, Sorenya Nenek Asiah Ditemukan Tewas

Senin Siang Masih Ngobrol dengan Tetangga, Sorenya Nenek Asiah Ditemukan Tewas

Bandung
Sengketa Dago Elos, Polda Jabar Tetapkan Duo Muller Jadi Tersangka

Sengketa Dago Elos, Polda Jabar Tetapkan Duo Muller Jadi Tersangka

Bandung
PMI Asal Cirebon Meninggal di Korsel, Keluarga Sebut Korban Dikeroyok 5 Orang

PMI Asal Cirebon Meninggal di Korsel, Keluarga Sebut Korban Dikeroyok 5 Orang

Bandung
Akhir Kasus 'Istriku Ternyata Laki-laki'

Akhir Kasus "Istriku Ternyata Laki-laki"

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Kejari Purwakarta Sita Mobil Mewah, Barang Bukti Dugaan Gratifikasi ASN

Kejari Purwakarta Sita Mobil Mewah, Barang Bukti Dugaan Gratifikasi ASN

Bandung
Isi Percakapan Anak Sulung dengan Yanti, 20 Menit Sebelum Dimutilasi Suaminya di Ciamis

Isi Percakapan Anak Sulung dengan Yanti, 20 Menit Sebelum Dimutilasi Suaminya di Ciamis

Bandung
Kronologi Terungkapnya Kasus Istri Ternyata Laki-laki di Cianjur

Kronologi Terungkapnya Kasus Istri Ternyata Laki-laki di Cianjur

Bandung
Diperiksa Kejiwaan, Tersangka Mutilasi Istri di Ciamis Banyak Diam

Diperiksa Kejiwaan, Tersangka Mutilasi Istri di Ciamis Banyak Diam

Bandung
Tutup Pabrik di Purwakarta, Bata PHK 275 Karyawan

Tutup Pabrik di Purwakarta, Bata PHK 275 Karyawan

Bandung
Kasus Penipuan Nikah Sesama Pria di Cianjur, 'Pengantin Wanita' Mengaku Bernama Adinda Kanza

Kasus Penipuan Nikah Sesama Pria di Cianjur, "Pengantin Wanita" Mengaku Bernama Adinda Kanza

Bandung
Diduga Ngantuk, Pejabat Disdik Jabar Tabrak Stum Perbaikan Tol Cipali

Diduga Ngantuk, Pejabat Disdik Jabar Tabrak Stum Perbaikan Tol Cipali

Bandung
Keroyok Orang dengan Sajam di Cicalengka, Anggota Moonraker Ditangkap

Keroyok Orang dengan Sajam di Cicalengka, Anggota Moonraker Ditangkap

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com