Rekonstruksi dilanjutkan di lokasi kedua yakni kafe di Jalan Tentara Pelajar, Cirebon.
Pantauan di lapangan, Devara dan Didot cenderung terlihat menundukkan kepala saat melakukan rekonstruksi.
Sementara Reza hanya terlibat dalam memberikan keterangan. Di satu momen, Devara terlihat gemetar saat melakukan adegan duduk di kafe.
Selama rekonstruksi di kafe, ketiganya melakukan delapan adegan mulai dari kedatangan di kafe hingga menelpon mobil derek.
Kafe tersebut merupakan titik singgah mereka untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Pangandaran. Di kafe tersebut, mereka bertiga duduk di meja paling pojok dan memesan kopi serta beristirahat selama 1,5 jam sambil menikmati live musik.
Baca juga: Usai Eksekusi Indriana, Didot Kirim Devara Pesan Done
Terungkap ketiga pelaku datang ke kafe tersebut pada 21 Februari 2024 sekitar pukul 19.30 WIB.
Wadireskrimum Polda Jabar, AKBP Indra Hermawan menyebut di kafe tersebut, ketiga tersangka menentukan perjalanan menuju Pangandaran dengan meggunakan aplikasi penunjuk arah.
Di aplikasi tersebut, menunjukkan bahwa mereka harus melewati Kabupaten Kuningan.
"Sesampainya di Kuningan, mobil yang dikendarai oleh para pelaku mengalami kerusakan hingga di towing, seperti tadi kita rekonstruksikan di Polres Cirebon Kota."
"Jadi totalnya rekonstruksi di Kota Cirebon itu ada 2 TKP, di kafe dan di Jalan Kuningan tadi dengan 8 adegan," jelas dia.
Baca juga: Devara Putri, Otak Pembunuhan Indriana Dewi Jadi Caleg DPR RI, Raih 226 Suara
Dari rekonstruksi terungkap bahwa Didot dan Reza saling memberi kode mulai dari dari korban naik mobil hingga korban dieksekusi.
Sebelum dieksekusi, korban Didot mengajak Idriana Dewi singgah di warung kopi tak jauh dari lokasi kejadian.
Di warung itu, keduanya duduk untuk makan di warung makan yang berada di pinggir jurang. Sementara esksekutor Reza, duduk di meja lain.
Pada adegan selanjutnya, Didot terlihat menghampiri Reza dan menyandarkan pantatnya ke kayu yang ada di bale tempat Reza duduk.
Baca juga: Partai Garuda Pecat Devara Putri Usai Jadi Otak Pembunuhan Indriana Dewi
Dia lalu terlihat membungkukkan badannya dan berbisik pada Reza yang mendekatkan telinganya pada Didot.
"Adegan ke 11, yang mana tersangka Didot menghampiri Reza dan berbisik," kata penyidik di lokasi, Kamis (7/3/2024).
Saat itu Reza membisikkan rencananya untuk mengeksekusi Indriana, sesuai perencanaan di kontrakan caleg Devara Putri yakni Didot akan berpura-pura turun dari mobil agar Reza bisa langsung melancarkan aksinya.
"Nanti akan memberikan kode pada saat sampai di lokasi yaitu turun berpura-pura akan buang air kecil, dan agar segera melaksanakan eksekusi," ujar penyidik lagi.
Setelah itu, adegan selanjutnya yakni ketiganya beranjak dari warung tersebut.
"Adegan ke 12, yang mana tersangka Didot, tersangka Reza dan korban Indri kembali ke dalam mobil," kata penyidik.
Baca juga: Mulut Mayat Indriana Dipakaikan Masker Seolah Tertidur, 3 Hari Dibawa Naik Mobil
Kemudian pada adegan di TKP pembunuhan, Didot terlihat keluar dari dalam mobil dan berpura-pura membuang air kecil.
Saat itu Didot Alfiansyah juga mengunci mobil itu dari luar. Pada adegan ke-15, Reza langsung melakukan eksekusi dengan menjerat leher Indriana menggunakan ikat pinggang.
Reza juga tampak mengenakan sarung tangan untuk menghilangkan jejak sidik jari. Usai menghabisi Indriana, Reza memberikan kode dengan membunyikan klakson.
Setelah itu, Didot pun kembali ke dalam mobil dan membawa jenazah korban ke kosan Devara.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Indriana, Dihabisi di Bogor, Jasadnya 3 Hari Dibawa Jakarta-Banjar
Direskrimum Polda Jabar, Kombes Surawan, mengatakan Bukit Pelangi dipilih sebagai lokasi eksekusi membunuh Indriana Dewi karena dinilai lokasinya sepi.
"Mereka mencari tempat yang aman, menghindari CCTV, menghindari keramaian sehingga mereka bisa menjalankan aksinya dengan aman," kata Surawan, Kamis (7/3/2024).
Di lokasi itu, korban yang duduk di kursi depan samping kiri, dicekik lehernya menggunakan ikat pinggang oleh Reza yang saat itu duduk di kursi belakang korban.
"15 menit (dicekik menggunakan) ikat pinggang itukan sudah di mobil itu, punya daripada pemilik rental," ungkap dia.
Usai dijerat lehernya menggunakan ikat pinggang, korban Indriana langsung lemas dan tidak sempat melakukan perlawanan.
"Tidak ada perlawanan, begitu ditekan (lehernya) langsung lemas, tidak ada upaya perlawanan. Hasil autopsi juga tidak ada perlawanan," katanya.
Baca juga: Pembunuhan Berencana Indriana Dewi oleh Sejoli Dilatarbelakangi Cinta Segitiga
Direskrimum Polda Jabar, Kombes Surawan mengatakan korban dibunuh pada Selasa (20/2/2024) malam dan jasadnya dibawa keliling ke beberapa kota/kabupaten di Jawa Barat hingga ditemukan di Kota Banjar pada Minggu (25/2/2024).
"Kejadian sekitar pukul 21 lebih, tanggal 20 dieksekusi kemudian dibawa bermalam di Jakarta, selah itu dibawa ke Cirebon bermalam di sana sampai dengan dibawa ke Banjar itu sekitar 3 malam, baru dibuang ke sana sampai dengan tanggal 25 baru ditemukan di sana," paparnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhamad Syahri Romdhon, Agie Permadi | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba), Tribunnews Bogor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.