Saat tahu video penganiayaan anaknya, Cahyadi mengaku sangat marah. Bahkan ia langsung pergi ke Sungai Cipager yang menjadi lokasi pemukulan karena mengira video itu direkam secara langsung.
Baca juga: Pembunuhan Berlatar Cinta Segitiga, Devara dkk Sempat Bawa Mayat Indriana ke Cirebon
Dilanjutkan Endang, akibat penganiayaan tersebut, anaknya mengalami sejumlah luka memar.
"Saat itu, anak saya enggak nangis enggak apa, cuma memang kondisi badannya memar-memar, seperti yang ada di tangannya, terus di kepala seperti benjolan," ujarnya.
Ia pun berharap mental dan psikis anaknya yang masih duduk di kelas 7 SMP itu membaik karena penganiayaan yang dialami membuatnya terpukul.
Endang pun berharap kasus tersebut dapat memberikan efek jera bagi para pelaku.
"Dia enggak mau ngomong dari lama (3 bulan terakhir). Yang saya ingin sekarang, anak saya bisa sembuh total, baik mental maupun psikisnya," ucap Endang.
Hal senada juga disampikan Nani Triana (42), bibi korban. Ia mengaku keluarga terpukul setelah diberitatahu sekolah soal kejadian tersebut.
Baca juga: Banjir Cirebon Tewaskan 2 Warga akibat Terbawa Arus dan Tersengat Listrik
"Kemarin sore tuh, kaget saya baru lihat video itu, masya Allah, orang jahat banget sama ponakan saya, sedih banget, Pak. Orangtuanya nangis terus," kata Nani saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Kamis (7/3/2024).
Setelah tahu kejadian tersebut, AES langsung dibawa ke rumah sakit dan diketahui ada luka memar di kepala, punggung serta beberapa bagian tubuh lainnya.
Menurut Nani, keponakannya tak berani bercerita karena takut diancam oleh para pelaku. Saat ini korban lebih sering murung, bersedih dan menyendiri.
Di mata Nani, keponakannya adalah anak yang baik, rajin dan tidak nakal. Bahkan AES kerap menjadi korban kejahilan rekan-rekannya.
Ia menyebut AES kerap kehilangan alas kaki kaki yang disembunyikan oleh teman-temannya. Tak terima dengan kejadian tersebut, pihak keluarga telah melaporkan kasus perundungan tersebut ke polisi.
Baca juga: Hari Ketiga Banjir Rendam Cirebon, 46.617 Rumah di 9 Kecamatan Terdampak
Kasat Reskrim Polresta Cirebon, Kompol Haryo Prasetyo Seno membenarkan kejadian tersebut.
Ia menjelaskan pihak kepolisian telah menjemput korban dan keluarga untuk menceritakan kejadian tersebut.
Selain itu polisi juga telah menerima potongan video penganiayaan yang menjadi barang bukti dalam kasus tersebut.
Selain itu ia menyebut polisi telah membawa korban ke rumah sakit untuk pemeriksaan visum dan sudah ada enam anak yang dimintai keterangan dari total sembilan pelaku.
"Pengakuan korban ya, totalnya ada sembilan terduga pelaku yang ikut memukuli korban. Enam orang sudah kami mintai keterangan, tapi kami masih terus dalami," terang Haryo.
Baca juga: Banjir Cirebon, 33.000 Rumah Terendam, 4.200 Warga Mengungsi
Ia menyebut dari total sembilan orang terduga pelaku, seluruhnya berstatus sebagai anak yang masih berusia di bawah 16 tahun.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhamad Syahri Romdhon | Editor: Reni Susanti), Tribun Cirebon
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.