Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga di Bandung Tinggal di Kandang Ayam Setiap Banjir Datang

Kompas.com, 12 September 2024, 15:56 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Karuhun (leluhur) orang Sunda, meyakini setiap bulan yang berakhiran '-ber' seperti September, Oktober, November, Desember, waktu datangnya musim hujan.

Bulan-bulan tersebut adalah saat yang ditunggu, karena waktu terbebas dari kekeringan. Tapi itu semua seperti tak ada artinya bagi Ayun Yuningsih (50).

Musim yang seharusnya membawa kabar gembira bagi warga Kampung Cijagra, Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini, justru membawa petaka.

Baca juga: Banjir Rob Diprediksi Terjang Pesisir Semarang dan Demak pada Jumat Pagi

Bagaimana tidak, untuk merasakan kata 'nyaman' mereka harus melakukan aktivitas yang tak biasa. Pasalnya, hujan yang turun kerap mendatangkan tamu tak diundang, banjir.

Sebagian warga yang tak memiliki rumah lantai dua, mesti mensiasati isi rumah. Lantaran luapan Sungai Citarum tak mengenal ampun di Kampung Cijagra.

Ketinggian air tak bisa diprediksi, mulai dari 60 centimeter hingga setinggi dada orang dewasa.

Baca juga: 3.704 Warga Yogyakarta Hidup di Wilayah Rawan Banjir, Diminta Waspada Saat Pancaroba

Bagi Ayun yang tak memiliki rumah dua lantai, dia harus bersiasat, mulai dari menyiapkan 'golodog' sebuah papan kayu berukuran tebal yang ditempel di dinding untuk menyimpan barang.

Tak hanya itu, Golodog juga kerap difungsikan untuk tempat tidur di malam hari.

"Itu juga kalau airnya di bawah 60 centimeter, kalau lebih dari itu ya kita tidur di tempat yang lebih tinggi," katanya ditemui di lokasi, Kamis (12/9/2024).

Jarak rumah Ayun dengan tanggul Sungai Cikapundung yang juga anak Sungai Citarum hanya beberapa meter saja.

Ayun Yuningsih (50) warga Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat merapihkan saung untuk istirahat malam hari manakala musim penghujan datang, Ayun dan keluarga mesti mengungsi lantaran wilayahnya kerap dilanda banjir luapan Sungai Citarum, Kamis (12/9/2024)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Ayun Yuningsih (50) warga Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat merapihkan saung untuk istirahat malam hari manakala musim penghujan datang, Ayun dan keluarga mesti mengungsi lantaran wilayahnya kerap dilanda banjir luapan Sungai Citarum, Kamis (12/9/2024)

Bahkan, rumah Ayun berada di bawah tanggul sungai. Ia menyebut seperti memelihara bom waktu, manakala tanggul sudah tak kuat, maka air akan tumpah.

Nahasnya, lantaran Ayun tak memiliki lantai dua untuk berlindung, ketika malam ia memilih tidur di sebuah saung di kandang ayam milik putranya.

Golodog digunakannya untuk mengamankan barang berharga.

Saung tersebut berada beberapa meter dari tanggul sungai. Sang anak sengaja membangun kandang ayam dengan saung di dalamnya. Awalnya saung itu diperuntukkan ketika ingin melihat istirahat.

Belakangan, dua hari setelah Kabupaten Bandung diguyur hujan sejak Selasa dan Rabu, Ayun kembali memanfaatkan saung itu untuk tempat tidur di malam hari.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau