Sebelum adanya perhatian dari Balai Besar Wilyah Sungai (BBWS) Citarum, warga mesti menunggu waktu yang cukup lama untuk menunggu air surut.
Kini warga diberi pompa penyedot air dari BBWS, serta pemerintah pusat sudah membangun beberapa folder air yang mengakibatkan banjir luapan sungai Citarum tak separah belasan tahun lalu.
"Dulu sebelum ada pompa, sampai 21 hari ibu ngungsi di pinggir jalan, banjirnya besar lama. Tapi sekarang alhamdulillah udah ada pompa dari BBWS. Tapi ya kaya gitu semampunya kita para warga memaksimalkan bantuan itu," beber dia.
Hujan yang melanda Kabupaten Bandung sejak Selasa hingga Rabu pagi menyebabkan RW 10 Kampung Cijagra terendam banjir setinggi 1,5 meter.
Namun, jika hari ini tak ada hujan, kemungkinan air surut hanya dalam waktu 2 hari saja.
"Ya kadang-kadang kalau hujannya besar di rumah 1,5 meter. Tergantung hujannya, kalau enggak hujan sekarang juga surut," tutur dia.
Ia mencontohkan, hari ini, petugas BBWS sudah menyedot banjir pake pompa dari pukul 05.00 WIB. Bila tidak hujan, air akan surut.
Dulu, jika hujan lagi, banjirnya akan semakin besar. Karena menerima limpahan air dari Bandung dan hujan di sini.
"Iya paling 2 hari agak lumayan sekarang mah, semasa ada pompa jadi satu enggak lama, enggak terlalu besar," katanya.
Ayun dan warga Kampung Cijagra harus berdamai dengan banjir. Caranya dengan menganggap realita ketika musim penghujan datang sebagai musibah.
"Keinginan ibu mah ga banjir, keinginan. Tapi sekarang akhirnya kita anggap ini musibah aja, karena bukan hanya di Bojongsoang aja, kan sekarang mah kalau hujan ke mana-mana kan banjir ya keinginan enggak banjir, tapi udah gimana anggap musibah saja," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang