Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petikan Gitar Sang Pencipta Lagu Ternama Kini Mengalun di Jalan...

Kompas.com, 14 Oktober 2024, 05:20 WIB
Riki Achmad Saepulloh,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Di tengah kerasnya kehidupan, ia tetap teguh, yakin bahwa esok hari akan membawa rezeki dan kebahagiaan yang lebih baik untuknya dan keluarga.

Ciptakan lagu untuk pedangdut ternama

Nama Syam sudah tak asing lagi bagi dunia musik. Ia merupakan pencipta lagu dangdut.

Pedangdut kenamaan pun tak luput dari jasa Syam, seperti Meggy Z, Ona Sutra, Asep Irama, Imam S Arifin, Titiek Nur, Intan Ali, Inne Chintya, hingga Inul Daratista sempat dibuatkan lagu dirinya.

Tahun 1981, Syam memulai kariernya di bidang musik. Saat itu, ia membuat lagu dan mengirimkannya ke industri musik.

"Alhamdulillah, lagu kita yang keterima," ucap Syam.

Tak hanya aktif menawarkan lagu, ada kalanya ia diminta membuat lagu oleh produser musik yang dikenalnya. Ia bersama Yongki RM membuat lagu Inul Daratista berjudul Terima Kasih.

Sebelum Syam bergabung dengan Karya Cipta Indonesia (KCI) dan mendaftarkan lagu miliknya, ia tak menerima uang dari lirik yang ia ciptakan.

Dirinya hanya mendapatkan uang saat awal pembuatan lagu.

Seperti lagu "Biarkan Ku Sendiri" dan "Mengapa Terjadi" yang dijualnya Rp 15.000 tahun 1982.

“Pertama kali jual lagu itu Rp 15.000 ke pimpinan proyek musik, diambil 2 lagu jadi dibayar Rp 30.000,” ungkap Syam.

Setelah merasakan manisnya kehidupan Ibu Kota, Syam terpaksa hijrah ke Sukabumi. Ia harus menelan pil pahit Indonesia berada dalam situasi krisis moneter.

Meskipun Syam sudah pindah ke Sukabumi, masih ada saja orang yang datang kepada dirinya untuk dibuatkan musik.

Royalti

Jalan Syam mendapatkan royalti mulai terbuka saat bergabung dengan Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI).

Ia tak begitu tahu detail kapan bergabung, tetapi sejak lagu-lagunya didaftarkan, Syam kemudian mendapatkan uang setiap tahunnya.

“Puluhan lagu lebih didaftarkan ke KCI, pendapatan enggak tentu, lagu yang (dinyanyiin) Inul ada dapet Rp 3 juta tahun 2002, tahun ini 2024 dapet cuma Rp 125.000, terus berjalan dua bulan ada tambahan Rp 250.000, tahun kemarin Rp 400.000. Kita kurang paham pokoknya kita hanya terima transferan saja, itu juga pake rekening menantu,” jelas Syam.

Syam mengaku, sarana hiburannya di rumah hanya radio. Tak jarang ia mendengarkan kembali lagu-lagu yang dibuatnya di radio tersebut.

Saat lagu itu diputar, rasa bangga terpatri dalam dirinya. Ia bernostalgia, meski sesekali ia meratapi hidupnya yang tak pernah berubah.

“Lagu ciptaan masih suka didengerin. Perasaan bangga masih dinyanyiin, masih diterima, tapi saya kadang kadang berpikir, kok kehidupan saya gini-gini aja,” kata Syam dengan nada terbata-bata.

Syam hingga saat ini masih sering mengulik bahkan menciptakan lagu. Hal tersebut terjadi begitu saja tanpa direncanakan. Lagu itu kemudian ia nyanyikan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau