Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Longsor di Sukabumi, 4 Santri Tewas dan Soal Siaga Bencana Hidrometeorologi

Kompas.com, 14 November 2024, 13:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Bencana tanah longsor melanda kompleks Pondok Pesantren Terpadu Yaspida, Sukabumi, pada Rabu malam (13/11/2024) telah merenggut nyawa empat santri dan melukai lima lainnya. 

Longsoran tanah yang terjadi di Jalan Parungseah, Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, ini merupakan longsor susulan setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, menjelaskan, longsor pertama terjadi pada awal November dan telah diperingatkan kepada pihak pesantren. 

Baca juga: Tembok Kolam Longsor Timpa 9 Santri Pesantren Yaspida Sukabumi, 4 Tewas

Namun, hujan deras yang turun kembali pada Rabu malam memicu longsoran tambahan yang merusak sejumlah area di kompleks pesantren. 

Baca juga: 20 Kecamatan di Banyumas Rawan Banjir dan Longsor, Mana Saja?

“Ini adalah longsor susulan. Longsor besar sebelumnya terjadi pada tanggal 5 November, dan malam itu hujan lebat memicu longsoran baru yang menimpa santri,” ujar Deden pada Kamis pagi (14/11/2024).

Baca juga: Longsor Susulan di Pesantren Sukabumi, 4 Meninggal dan 5 Luka-luka

Kondisi Korban

Proses evakuasi mobil pikap tertimbun tanah oleh alat berat excavator mini di Kampung Cibodas, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (12/11/2024).KOMPAS.COM/BUDIYANTO Proses evakuasi mobil pikap tertimbun tanah oleh alat berat excavator mini di Kampung Cibodas, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (12/11/2024).

Data sementara menunjukkan bahwa sembilan santri menjadi korban dalam kejadian ini. 

"Empat santri meninggal dunia di lokasi, dan lima lainnya mengalami luka-luka yang sekarang sedang dirawat di rumah sakit," kata Deden. 

Menurutnya, saat kejadian, sebagian santri sedang mengikuti pengajian di area yang aman, namun korban yang tertimpa longsor berada di lokasi yang telah dinyatakan rawan.

Deden mengungkapkan, pimpinan pesantren telah berusaha memperingatkan santri agar tidak berada di area tertentu karena risiko longsor. 

“Sayangnya, para korban tidak mengikuti kegiatan pengajian dan berada di tempat yang memang sudah dilarang karena rentan,” ujarnya. 

Kejadian ini kembali menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana di kawasan perbukitan, terutama saat memasuki musim hujan.

Siaga Bencana Hidrometeorologi

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Cianjur menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi hingga Mei 2025. 

Kepala BPBD Cianjur, Asep Sukmana Wijaya, mengatakan bahwa cuaca ekstrem bisa memicu berbagai bencana seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung di wilayah yang rentan. 

“Dengan kondisi wilayah seperti ini, risiko bencana sangat tinggi di hampir semua tempat,” jelas Asep kepada media. Ia mengimbau warga yang berada di zona merah longsor, perbukitan, dan bantaran sungai untuk lebih berhati-hati.

Halaman:


Terkini Lainnya
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Bandung
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Bandung
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau