Editor
Jumlah responden di DKI sebanyak 500 orang, di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur sebanyak 600 orang, dan di DIY serta Banten ada 400 orang.
Dedi Mulyadi sejak menjadi gubernur Jawa Barat mendapat banyak julukan, mulai Gubernur Konten,Gubernur Lambe Turah hingga Raja Suda.
Dedi Mulyadi disebut Gubernur Konten oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud saat Rapat Kerja Komisi II DPR RI, Selasa, 29 April 2025. Julukan tersebut disematkan karena aktivitas Dedi Mulyadi sering diunggah dirinya di media sosial.
Dedi pun menyatakan bahw keaktifannya dalam membuat konten telah membantu menekan anggaran belanja iklan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, Dedi mengatakan bahwa ia lebih baik menjadi gubernur aktif membuat konten daripada gubernur yang hanya tidur.
Selanjutnya, Dedi Mulyadi juga disebut sebagai "Gubernur Lambe Turah". Julukan ini disematkan kepadanya oleh anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, Andi Muawiyah Ramly, dengan sikap santai. Julukan tersebut muncul dalam rapat dengar pendapat Komisi X DPR RI bersama Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) pada Rabu, 21 Mei 2025.
Terkait hal itu, dalam sebuah acara di Majalengka, Dedi menyebut dirinya tidak mempermasalahkan julukan tersebut. Ia bahkan menyampaikan terima kasih kepada Andi atas gelar yang diberikan.
"Saya ucapkan terima kasih bapak ya, bapak baik sekali sama saya memberikan gelar lambe turah," ujar Dedi dalam unggahan di akun media sosialnya yang telah dikonfirmasi oleh Kompas.com pada Jumat, 23 Mei 2025.
Dedi juga mengoreksi pernyataan Andi yang menyebut dirinya mengembangkan 10.000 UMKM dengan kebijakan vasektomi.
Menurut Dedi, pernyataan tersebut tidak berdasar dan tidak pernah ia keluarkan. Ia menjelaskan bahwa yang pernah ia sampaikan adalah imbauan kepada masyarakat yang memiliki lebih dari tiga anak untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB), baik pria maupun Wanita.
Menanggapi kritik yang dilontarkan oleh Andi terkait ketiadaan perwakilan dari Jawa Barat dalam ajang Festival Olahraga Nasional (Fornas) di Nusa Tenggara Barat, Dedi menyatakan bahwa julukan seperti itu bukanlah hal yang penting untuk dipersoalkan.
Ia menekankan bahwa yang utama adalah bagaimana janji politik dan program kerjanya bisa diwujudkan demi kesejahteraan masyarakat.
Lalu Dedi Mulyadi juga dikenal sebagian kalangan sebagai Raja Sunda. Ia dikenal luas sebagai tokoh yang mengangkat budaya Sunda dalam kepemimpinannya. Gaya komunikasinya yang khas, penggunaan iket kepala putih Makuta Wangsa —simbol raja Sunda—dan kedekatannya dengan masyarakat membuatnya dijuluki "Raja Sunda" oleh sebagian kalangan.
Namun, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa ia tidak pernah meminta atau mendorong penggunaan julukan tersebut. Dalam klarifikasinya melalui akun TikTok resminya pada 23 Mei 2025, Dedi menyatakan bahwa panggilan "raja" tidak pernah digunakan oleh bawahannya, baik saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta maupun sebagai Gubernur Jawa Barat.
Meskipun demikian, Dedi Mulyadi tetap konsisten dalam mempromosikan nilai-nilai budaya Sunda. Ia sering mengadopsi prinsip-prinsip kepemimpinan Sunda kuno, seperti "silih asah, silih asih, silih asuh," yang menekankan pembelajaran bersama, kasih sayang, dan kepedulian terhadap sesama.