Editor
"Jadi kami juga mengkonfirmasi ke orangtua mendadak. Iya, karena kunci gembok dibongkar juga bobol. Saya juga ada video bekasnya gitu. Jadi tiba-tiba ini asrama harus dikosongkan saja," katanya.
Asep Sudrajat (52), orangtua salah satu siswi yang diduga diusir, menyebut tindakan yang dilakukan Dinsos Jabar sangat tidak manusiawi.
"Dinas sosial sangat tidak manusiawi lah menurut saya. Soalnya kan anaknya lagi sekolah ya. Terus pulang ke asrama kok barang-barangnya dikeluarin gitu," ujar Asep.
Menurut Asep, pemberitahuan hanya disampaikan secara mendadak melalui pihak sekolah, tanpa penjelasan dari Dinsos.
"Enggak ada pemberitahuan sebelumnya. Saya sore ada pemberitahuan dari sekolah anak harus diambil. Diambil katanya hari ini atau besok, sekarang juga harus diambil," ucapnya.
Ia pun bingung dengan siapa yang sebenarnya memindahkan barang-barang anaknya.
"Sudah semua barang-barangnya yang di asrama itu sudah ada di luar asrama. Makanya saya itu tanya, ini yang ngambil siapa sebenarnya? Yang yang yang ngeluar-ngeluarin barang dari asrama itu siapa dari pihak mana? Tanpa ada pemberitahuan," katanya.
Asep mengaku memilih menitipkan anaknya di asrama karena merasa lingkungan asrama lebih aman dan terpantau. Apalagi, anaknya sudah tiga tahun tinggal di sana.
"Makanya anak saya ke asrama itu ada pengajiannya, makannya diatur. Anaknya kan disabilitas lah gitu. Kalau di rumah tidak terpantau, karena saya harus kerja," ucap Asep.
Menanggapi tudingan tersebut, Kepala UPTD PPSGHD Dinsos Jabar, Andina Rahayu, membantah adanya pengusiran.
Ia menegaskan bahwa kedua siswi tetap bisa sekolah dan menjalani aktivitas seperti biasa.
"Kami pastikan tidak ada pengusiran. Para siswi akan tetap sekolah dan menjalankan aktivitas, hanya lokasinya yang akan dipindahkan," ujar Andina, Rabu.
Menurutnya, relokasi ini sudah dibahas sejak 15 Juli 2025 antara UPTD PPSGHD dan pihak sekolah SLBN A Pajajaran.
Dua siswi tersebut akan digabung dengan klien disabilitas lainnya agar bisa bersosialisasi dan mendapatkan layanan secara inklusif.
"Kesepakatan antara kedua belah pihak bahwa tidak ada kebijakan untuk pengusiran dan aktivitas belajar kedua siswi dipastikan akan tetap berlanjut," katanya.