Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemugaran Situs Gunung Padang Dimulai, Arkeolog UI Pimpin 100 Peneliti Multidisiplin

Kompas.com, 19 Agustus 2025, 07:28 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) mengenai Pembentukan Tim Kajian dan Pemugaran Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional Gunung Padang.

Ali Akbar, arkeolog dari Universitas Indonesia yang ditunjuk sebagai ketua tim, menjelaskan bahwa tim yang dipimpinnya terdiri dari 100 peneliti dari berbagai disiplin ilmu.

Di antara disiplin tersebut termasuk arkeologi, arsitektur, paleontologi, topografi, geografi, geologi, sedimentologi, geoteknik, geofisika, hidrologi, paleontologi, dan paleoseismologi.

"Termasuk ahli tradisi lisan, sosiokultural, sejarawan, dan juga pelibatan warga setempat dalam tim ini," ujar Ali kepada Kompas.com melalui telepon pada Selasa (19/8/2025).

Baca juga: Temuan Baru Gunung Padang: Singkapan Batuan Endapan Purba Ditemukan

Ali menambahkan bahwa tim bertugas untuk melaksanakan kajian pemugaran, studi teknis, menyusun perencanaan pemugaran, serta melaksanakan dan melaporkan hasil kajian dan pemugaran situs purba yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

"Penunjukan ini sebagai bentuk apresiasi dan kepercayaan yang diberikan pemerintah. Tentunya, ini menjadi tanggung jawab besar bagi kami," tuturnya.

Menurut Ali, SK kementerian ini sangat penting sebagai dasar hukum dan menunjukkan komitmen pemerintah, mengingat pemugaran membutuhkan waktu dan harus dilakukan secara berkelanjutan.

Ia juga menegaskan bahwa kajian dan pemugaran Situs Gunung Padang seharusnya dapat dilindungi oleh payung hukum yang lebih tinggi.

"Namun, legitimasi pemerintah ini patut disyukuri, mengingat selama sepuluh tahun terakhir praktis tidak ada aktivitas penelitian sama sekali," tambahnya.

Baca juga: Jejak Riset Situs Gunung Padang Sejak Zaman Kolonial, Pemerintah Kini Siap Lakukan Pemugaran

Transfer Pengetahuan

Kondisi bebatuan di lokasi Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa BaratKOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Kondisi bebatuan di lokasi Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

Ali juga berharap agar pemerintah memahami pentingnya kajian dan pemugaran ini.

"Kami berharap, pemerintah dapat memahami hakikat dari kajian dan pemugaran ini. Kalau boleh tidak diburu-buru, mengingat lokasinya yang cukup besar," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ali menjelaskan, kajian dan pemugaran ini dirancang secara berkelanjutan untuk memungkinkan transfer ilmu pengetahuan.

"Jadi, tim utama ini punya asisten, dan para asisten dapat melibatkan para mahasiswanya supaya lebih memahami, menjadi ahli, dan bisa melanjutkan penelitian," tuturnya.

Ia menekankan bahwa hal ini penting dalam upaya penelitian berkelanjutan mengingat luasnya area Situs Gunung Padang yang mencakup 30 hektar dengan diameter bangunan 100 meter, serta berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.

"Kita kan tidak pernah bisa melihat bentuk utuhnya itu seperti apa? Kalau mau studi banding juga, kemana, tidak ada acuannya, sehingga transfer of knowledge ini sangat penting," tutup Ali.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau