Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabar Kantongi Rp50 Triliun Dana MBG, BGN Targetkan "Zero Accident"

Kompas.com, 3 Oktober 2025, 19:32 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Jawa Barat menjadi provinsi dengan alokasi dana terbesar untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2026. Totalnya anggarannya mencapai Rp50 triliun.

Badan Gizi Nasional (BGN) menekankan pentingnya kesiapan matang sejak awal agar program ini dapat berjalan optimal dan mencegah terjadinya kasus keracunan.

Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN, Nyoto Suwignyo menyatakan, pihaknya telah menggelar focus group discussion (FGD) di Holiday Inn, Kota Bandung, bersama sejumlah asosiasi terkait.

Baca juga: BGN Tutup Dapur yang Diduga Sebabkan Ratusan Siswa di Purworejo Keracunan

Kegiatan ini bertujuan untuk membahas konsolidasi antar stakeholder, termasuk pengelola makanan, Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), dan Asosiasi Chef Indonesia (ICA).

"Ini adalah momentum yang baik untuk kita lakukan, dan kami berterima kasih kepada teman-teman asosiasi yang sudah berkenan untuk berpartisipasi dan memberdayakan dirinya masing-masing dalam mendukung Badan Gizi Nasional," ujar Nyoto di lokasi, Jumat (3/10/2025).

Nyoto menjelaskan, pelatihan bagi chef dan pengelola makanan menjadi bagian penting dalam memastikan keamanan pangan.

Baca juga: 127 Orang Keracunan MBG di Purworejo, Biaya Pengobatan Ditanggung Pemkab

Pelatihan ini diharapkan dapat mendukung kesiapan Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG) dalam melayani penerima manfaat MBG.

"SPPG yang sudah ada adalah 10.000, untuk babak pertama ini kita baru akan melakukan pelatihan terhadap sekitar 400-500 SPPG. Insya Allah setelah agenda hari ini kita akan semakin komunikasikan lebih lanjut dengan teman-teman Kadin, APJI, serta Asosiasi Chef Indonesia untuk mempercepat penyiapan," kata Nyoto.

BGN juga menyiagakan tim investigasi untuk mencegah kasus keracunan dalam program MBG.

Menurut Nyoto, SOP pengelolaan makanan akan diperketat melalui surat edaran dan aturan operasional baru setelah restrukturisasi di internal BGN.

"Soal keracunan kami tetap siagakan, tim kami ada tim investigasi. MBG juga sudah melakukan langkah-langkah perbaikan di lapangan, SOP-nya akan diperbaiki. Kami siapkan secara paralel sehingga nantinya di bulan Oktober, November, Desember, kita sudah sama-sama siap secara optimal," tegasnya.

Terkait target program, Nyoto menegaskan, BGN menaruh fokus pada keamanan pangan.

"Kalau untuk keamanan pangan kami berharap targetnya zero accident. Dengan mereka terlibat, keamanan pangan harusnya dapat dikurangi sebanyak mungkin sehingga angkanya nol kalau boleh. Tapi nol itu milik Tuhan, jadi kalau ada itu tentu bagian dari risiko di luar kehendak manusia. Kalau secara teknis kami bisa kendalikan," tambahnya.

Nyoto juga menjelaskan bahwa besarnya dana MBG yang diterima Jawa Barat menjadikan provinsi ini sebagai prioritas utama dalam persiapan.

"Justru itulah karena akan menerima paling banyak di Jawa Barat, maka hari ini kita persiapkan nomor satu di Jawa Barat sehingga kesiapan itu akan memastikan bahwa kami melayani dengan sebaik-baiknya, didukung oleh seluruh partisipasi masyarakat lain," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau