Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan Benda Diduga Bom Molotov dalam Kericuhan Demo Tolak KUHP di Bandung

Kompas.com - 16/12/2022, 18:24 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Polisi mengungkapkan, ada belasan kali pelemparan yang diduga bom molotov dalam kericuhan aksi unjuk rasa penolakan pengesahan KUHP di depan halaman Gedung Dewan Perwakilan  Daerah (DPRD) Jawa Barat.

Hal tersebut terungkap dari hasil analisa yang dilakukan kepolisian pada kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV).

"Di dalam CCTV tersebut, rentang waktu 17.18 sampai 18.42 ada 14 kali pelemparan yang diduga bom molotov ke arah gedung DPRD, jadi ada 14 kali dari hasil kita melakukan pengecekan CCTV," ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung Kompol Arief Prasetya di Mapolrestabes Bandung, Jumat (16/11/2022).

Baca juga: Terisolasi akibat Bendungan Sadawarna, Warga Surian Sumedang Unjuk Rasa Tuntut Hentikan Penggenangan

"Kemudian ada dua buah batu, beberapa serpihan pot, bambu kemudian kawat barier yang dalam keadaan rusak dan barang diduga bom molotov yaitu botol yang berisi bensin," lanjutnya.

Akibat kericuhan itu, sejumlah aparat kepolisian, mahasiswa hingga sekuriti terluka.

"Ya ada tujuh anggota Polri, lukanya banyak kemudian lebam karena lemparan batu dan lain-lain kemudian dari mahasiswa ada tiga kemudian sekuriti ada satu orang," ucapnya.

Baca juga: Sempat Bertahan Sampai Malam, Demo Mahasiswa di Bandung Akhirnya Bubar Karena Ini...

Dari kericuhan ini, sebanyak 31 orang diamankan aparat kepolisian, yang terdiri sari 29 orang mahasiswa dan 2 orang warga sipil.

Arief juga menjelaskan perihal kronologis kejadiannya. Menurutnya, mahasiswa ini mengetahui adanya seruan aksi di gedung DPRD Jabar melalui grup WhatsApp Mahasiswa Aliansi Jabar.

Sekitar pukul 13.00 WIB, para mahasiswa berangkat dari kampus menuju titik kumpul di Monumen Juang sekitar pukul 14.30 WIB. Pada pukul 15.30 WIB mahasiswa bergeser ke lokasi di depan kantor DPRD Jabar.

"Sekitar pukul 18.00 pihak kepolisian memberikan peringatan pada pengunjuk rasa agar membubarkan diri. Akan tetapi dari mahasiswa tidak membubarkan diri dan melakukan tindakan anarkis," ujarnya.

Kericuhan pun terjadi. Pelemparan batu, bambu hingga benda diduga bom molotov pun terjadi, menurut Arief pelemparan ini berdasarkan analisa CCTV.

"Kami ulangi dari hasil analisa CCTV ada kurang lebih 14 kali pelemparan bom molotov yang ke arah dalam gedung DPRD," ucapnya.

Menurutnya, beberapa mobil dinas terkena lemparan namun berhasil dipadamkan. Polisi akhirnya melakukan tindakan pembubaran terhadap massa aksi.

"Karena tidak kunjung bubar maka akhirnya kami dari kepolisian melakukan tindakan pembubaran sehingga terjadi bentrokan antara petugas dan mahasiswa dan ada beberapa yang kita amankan sebagai saksi karena berada di lokasi tersebut yaitu ada 30 saksi yang kini sedang didalami," jelasnya.

Peserta unjuk rasa yang diamankan ini akan dipulangkan apabila tidak terlibat aksi anarkis tersebut dan melalui pemeriksaan 1x24 jam.

"Kalau tidak ada keterlibatannya, akan kita pulangkan, demikian. Nanti perkembangan lebih lanjut akan kami sampaikan," ucapnya.

Dikatakan, 40 saksi dilakukan pemeriksaan, yakni terdiri dari 31 mahasiswa dan masyarajat sekitar, sekuriti, operator CCTV, hingga anggota polri yang menjadi korban pelemparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

Bandung
Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Bandung
Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Bandung
Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Bandung
Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Bandung
Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Bandung
Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Bandung
Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Gempa di Garut, Daop 2 Bandung Sempat Berlakukan BLB, 11 KA Terdampak

Bandung
BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah

Bandung
Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Pj Bupati Garut Diminta Turun Tangan Atasi Kerusakan akibat Gempa

Bandung
Cerita Warga Aceh di Bandung, Trauma Kembali Saat Rasakan Gempa

Cerita Warga Aceh di Bandung, Trauma Kembali Saat Rasakan Gempa

Bandung
Gempa Garut Sabtu Malam, Warga Sebut Guncangannya Cukup Lama

Gempa Garut Sabtu Malam, Warga Sebut Guncangannya Cukup Lama

Bandung
Bawa 1 Kilogram Sabu dalam Kemasan Obat Tradisional, Kurir Narkoba ditangkap di Tol Cipali

Bawa 1 Kilogram Sabu dalam Kemasan Obat Tradisional, Kurir Narkoba ditangkap di Tol Cipali

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com