Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didukung PDI-P, Daerah Pemilihan Pemilu 2024 di Garut Bertambah

Kompas.com, 9 Februari 2023, 06:31 WIB
Ari Maulana Karang,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Pembagian daerah pemilihan (Dapil) dalam Pemilu 2024 untuk DPRD Kabupaten Garut, dipastikan akan bertambah.

Jika pada Pemilu 2019 para calon legislatif (caleg) DPRD Garut bertarung di lima Dapil, Pemilu 2024, para caleg akan bertarung di enam Dapil.

Penambahan Dapil untuk pemilihan caleg DPRD Garut tersebut tertuang dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) nomor 6 tahun 2023 tentang Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota DPR/DPRD provinsi dan kabupaten/kota dalam Pemilu 2024.

Baca juga: Ketua DKPP Minta Jangan Berpikir Negatif soal Sidang Kecurangan Pemilu Mendadak Ditunda

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut Junaedin Basri membenarkan, adanya penambahan Dapil untuk pemilihan anggota DPRD Garut pada Pemilu 2024 mendatang.

Komposisi kecamatan pun berubah mengikuti pembagian Dapil tersebut, dimulai dari kecamatan terdekat dengan pusat pemerintahan kabupaten dan diurut searah jarum jam.

Perubahan jumlah Dapil tersebut, menurut Jun, telah melalui proses panjang mulai dari sosialisasi, uji publik, hingga Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama para stake holder terkait dan tokoh masyarakat.

Meski saat pertama dukungan mempertahankan jumlah dapil dan menambah Dapil terbelah, namun pada akhirnya dalam RDP para pihak sepakat mengambil opsi kedua yaitu menambah satu Dapil.

“Hanya PDI-P yang sejak awal konsisten mendukung penambahan Dapil, partai lain ada yang sempat dukung kemudian menarik dukungan, tapi akhirnya mendukung penambahan Dapil juga,” katanya saat ditemui di kantornya, Rabu (8/2/2023).

Dindin A Zainuddin, komisioner KPU Garut Divisi Perencanaan, Data dan Informasi menambahkan, penambahan jumlah Dapil ini, berawal dari perintah KPU Pusat kepada KPU di daerah agar membuat tiga opsi pemetaan Dapil, termasuk Dapil yang berlaku pada Pemilu 2019. Maka, KPU pun melakukan sosialisasi, uji publik hingga RDP.

“Kita buat beberapa opsi usulan mulai dari lima Dapil sampai delapan Dapil, dalam RDP disepakati opsi kedua yang diambil yaitu enam Dapil,” katanya.

Usulan yang muncul dalam RDP, menurut Dindin kemudian dipresentasikan ke KPU Jawa Barat dan dibawa ke pusat, hingga kemudian KPU pusat mengeluarkan PKPU Nomor 6 tahun 2023 tentang Daerah Pemilihan dan Alokasi Kursi Anggota DPR/DPRD provinsi dan kabupaten/kota dalam Pemilu 2024, yang ternyata jumlah Dapil di Garut bertambah menjadi enam Dapil.

Dihubungi terpisah, Ketua DPC PDI-P Kabupaten Garut Yudha Pudja Turnawan mengakui, sejak awal memang partainya meminta secara langsung agar ada penambahan Dapil pada Pemilu 2024 mendatang. Bahkan, pihaknya menyurati langsung KPU terkait hal tersebut karena saat uji public dirinya tidak mendapat kesempatan bicara.

“Kita meyakini, penambahan Dapil bisa meningkatkan kualitas demokrasi, pemerataan pembangunan juga akan lebih baik,” jelasnya saat ditemui Rabu (8/2/2023) sore.

Baca juga: Sidang DKPP soal Kecurangan Pemilu Mendadak Ditunda saat Hendak Putar Video Bukti

Menurut Yudha, idealnya jumlah Dapil di Kabupaten Garut dalam Pemilu adalah 9 Dapil. Karenanya, pihaknya mengapresiasi keputusan KPU pusat yang menambah jumlah Dapil di Garut menjadi enam Dapil meski sebenarnya belum ideal.

“Idealnya 9 Dapil, minimal nambah 7 Dapil lah sebenarnya, tapi kita apresiasi penambahan Dapil ini, mudah-mudahan Pemilu 2029 nanti bisa nambah lagi Dapilnya,” katanya.

Yudha mengakui, penambahan Dapil memang merepotkan partainya juga. Bahkan, potensi kehilangan kursi juga bisa terjadi. Namun, demi peningkatan kualitas demokrasi, partainya tetap mendukung adanya penambahan Dapil.

“Jadi jangan karena takut kehilangan kursi, kita mempertahankan lima Dapil, dengan Dapil baru, kita punya dua Dapil yang lemah, kita perlu cari Caleg yang mau kerja keras,” katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau