Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanam Pohon di Lahan Bekas TPA, Dubes Korsel Berharap Cibinong Bisa seperti Nanjido di Seoul

Kompas.com - 15/06/2023, 17:12 WIB
Dita Angga Rusiana ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com – Dalam rangka perayaan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Korea Selatan (Korsel) digelar kegiatan penanaman pohon di Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor.

Penanaman pohon yang merupakan bagian dari kampanye “Plan Our Planet” ini dilakukan di lahan bekas tempat pembuangan akhir (TPA) Pondok Rajeg.

“Lokasi Plant Our Planet Indonesia ini dulunya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Tetapi pemerintah, perusahaan dan masyarakat setempat berusaha dan berupaya dalam merestorasi lokasi ini dapat pulih menjadi hutan,” kata Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia, Lee Sang Deok, Kamis (15/6/2023).

Baca juga: Oleh-oleh Gibran dari Korea Selatan, Undang Artis K-Pop ke Solo September Mendatang

Lee mengungkapkan, di Seoul ada wilayah bernama Nanjido yang dulunya juga tempat pembuangan sampah. Namun Nanjido saat ini telah berhasil dihijaukan kembali dan bahkan menjadi lokasi hunian mahal di Seoul.

“Di Ibu Kota Seoul, di situ ada namanya Nanjido, itu nama daerahnya. Dulunya tempat sampah juga yang luas. Sekarang sudah sukses menjadi tempat hijau. Dan sekarang itu daerahnya sangat mahal dan dikatakan tempat hunian di Seoul,” ungkapnya.

“Penghijauan itu sukses di Korea. Jadi saya berharap di sini bisa sukses seperti di Korea,” sambungnya.

Dia berharap penanaman pohon tersebut bisa memulihkan lingkungan di Pondok Rajeg. Selain itu dia mengatakan pohon-pohon yang ditanam menjadi saksi hubungan Indonesia-Korea Selatan untuk 50 tahun mendatang.

“Pohon-pohon yang akan tumbuh subur di sini akan menjadi saksi hubungan Indonesia-Korea dalam 50 tahun ke depan bersama dengan generasi mendatang yang mengikuti acara hari ini,” kata Lee.

Sementara itu, Ketua Yayasan Korindo Robert Seung mengaku penanaman pohon di lahan bekas tempat pembuangan sampah merupakan tantangan tersendiri. Pihaknya pun melakukan uji coba penanaman selama satu tahun.

“Kami pun melakukan tahap uji coba penanaman selama satu tahun dan hasilnya dapat dipastikan bahwa hanya pohon sengon yang dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan tanah di sini,” katanya.

Robert mengatakan ada dua bahan khusus yang digunakan untuk perbaikan tanah di lahan bekas tempat pembuangan sampah tersebut. Bahan pertama yang digunakan adalah biochar.

“Biochar adalah arang yang terbuat dari dedak padi maupun limbah organik lignoselulosa. Di antaranya merupakan limbah organik yang berpotensi menghasilkan karbondioksida yang dapat di proses menjadi arang kemudian dikubur ke dalam tanah. Sehingga memiliki peran yang baik dalam memperbaiki tanah dan meningkatkan efektivitas pupuk,” katanya.

Baca juga: Ingin Bertemu Gibran, Masyarakat Indonesia di Korea Selatan Berbondong-bondong Datangi KBRI Seoul

Bahan kedua adalah pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengolahan sampah makanan dengan menggunakan larva black soldier fly.

“Pupuk tersebut diolah serta diproduksi di rest area tol Cibubur Square yang dikelola oleh Korindo Group bekerja sama dengan Yayasan Korindo dan Forest For Life Indonesia,” ungkap dia.

Lebih lanjut, Robert mengatakan, penanaman pohon tersebut menunjukkan upaya kedua negara yang proaktif dalam menyikapi krisis iklim global. Dia yakin setiap pohon yang ditanam akan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com