KOMPAS.com - Koperasi Tugu Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat berencana untuk menjual aset yang ada untuk mengembalikan uang tabungan siswa SD yang belum terbayar.
Ada tiga bangunan yang menjadi aset koperasi. Sebelumnya, bangunan Koperasi Tugu Cijulang yang pertama sudah dijual pada tahun 2022 dengan harga Rp 1,5 miliar.
Menurut Wakil Ketua Koperasi Tugu Cijulang, Sobirin, uang hasil penjualan bangunan koperasi digunakan untuk membayar uang.
Mereka terpaksa meminjam uang ke bank untuk mengembalikan uang tabungan sebelumnya.
"Uangnya, dulu kita buat nutup utang ke Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE). Dulu, BKE juga bekas mengembalikan tabungan sebetulnya," ujar Sobirin kepada sejumlah wartawan di kantor Koperasi Tugu Cijulang, Rabu (21/6/2023) siang.
Baca juga: Soal Tabungan Murid di Pangandaran, Koperasi Mengaku Tiap Bulan Tagih Utang ke Oknum Guru
Meskipun demikian, pihaknya terus berupaya, walau ternyatan anggota koperasi sudah mulai kehilangan kepercayaan.
"Karena, kondisi ekonomi dan mental guru yang kurang baik. Sehingga, akhirnya kita mengalami kemacetan," katanya.
Saat ini pihaknya berencana menjual satu gedung Koperasi Tugu Cijulang lainnya yang kini menjadi tempat sarana olahraga dan toko alat tulis.
"Ini, kita tawarkan sekitar angka Rp 3 miliar dan sedang ditawar. Luas tanahnya, ini ada sekitar 70 tumbak dan ini milik koperasi tugu Cijulang," ucap Sobirin.
Untuk penyelesaian utang uang tabungan sebenarnya tidak ada batas waktu. Tapi, pihaknya akan berusaha secepatnya.
"Mudah mudahan, bulan ini bisa selesai," ucapnya.
Baca juga: Tabungan Rp 5 Miliar Siswa SD Pangandaran Tak Bisa Cair, Guru Diminta Segera Lunasi Pinjaman
Apabila, uang hasil menjual aset koperasi tugu Cijulang berupa gedung bangunan ini tidak mencukupi untuk melunasi hutang, tentu pihaknya akan berusaha menagih uang yang berada di anggota yakni guru yang bersangkutan.
"Kita tetap menagih mereka yang macet," kata Sobirin.
Sebelumnya diberitakan tim khusus yang dibentuk Bupati Pangandaran menyebut jumlah tabungan siswa yang belum dibayarkan mencapai Rp 7,47 miliar.
Jumlah tersebut ada di dua kecamatan yakni Cijulang dan Parigi.