BANDUNG, KOMPAS.com-Cuaca panas dirasakan sejumlah warga di wilayah Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi), Jawa Barat, pada hari ini, Jumat (29/9/2023)
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geosfisika (BMKG) Kota Bandung Teguh Rahayu menjelaskan, keadaan itu terjadi karena adanya fenomena El Nino dan Dipole Positif Samudra Hindia.
Kedua fenomena itu membuat udara di Bandung Raya menjadi terasa kering.
El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Baca juga: BMKG Prediksi Suhu Panas yang Melanda Jakarta dan Sekitarnya Berlangsung sampai November 2023
Sedangkan Dipole Positif Samudra Hindia merupakan terjadinya penurunan suhu Samudra Hindia yang berimbas ke turunnya curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia.
Secara klimatologi, kata Teguh, El Nino dan Dipole Positif Samudra Hindia membuat musim kemarau ini menjadi lebih kering.
"Kondisi ini juga ditandai dengan kondisi awan yang relatif lebih sedikit dibanding kondisi perawanan normal," katanya dari rilis yang diterima, Kompas.com pada Jumat (29/9/2023).
Hal itu, menyebabkan permukaan bumi pada siang hari menjadi lebih panas, lantaran tidak ada penyerapan maupun proses pemantulan sinar gelombang pendek yang dipancarkan oleh matahari.
Dengan demikian, pada musim kemarau adalah sesuatu yang lazim apabila pada siang hari terasa panas terik tapi suhunya tidak mencapai kategori esktrim.
Baca juga: Merasa Jakarta Lebih Panas? Ternyata Ini Penyebabnya...
Selain itu, pada September 2023, posisi semu matahari berada di ekuator atau biasa disebut dengan ekuinoks, sehingga sinar matahari yang dipancarkan semakin banyak.
"Namun sekali lagi, kondisi ini tidak akan menyebabkan suhu maksimum menjadi ekstrim," ungkapnya.