Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir Shuttle Bus Piala Dunia U-17, Tidur di Kendaraan hingga Jadi Sumber Informasi

Kompas.com - 21/11/2023, 20:19 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Genap dua minggu sudah Rofiq menjadi sopir shuttle bus untuk mengantarkan penonton Piala Dunia U-17 di Stadion Si Jalak Harupat (SJH) Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Meski sudah bertahun-tahun merantau di Jakarta dan bekerja di dunia transportasi, warga Kediri, Jawa Timur ini tak pernah membayangkan bisa terlibat langsung dalam event internasional.

"Saya udah dua minggu di sini. Sebetulnya saya kerja di Jakarta, cuma diperbantukan ke sini. Ini juga unit dari Jakarta," katanya ditemui saat mengendarai shuttle bus untuk mengantar para penonton ke SJH, Selasa (21/11/2023).

Baca juga: Dalam Sepekan, Total Penonton Piala Dunia U-17 di Indonesia Capai 400.000 Orang

Menjadi sopir dan mengangkut penumpang, bukan hal aneh baginya. Namun, mengantarkan penonton untuk menyaksikan gelaran Piala Dunia U-17 memiliki kesan berbeda.

Sebab antusias para penonton sangat terasa. Tak sedikit para penonton yang menanyakan update pertandingan atau informasi terbaru terkait dengan Piala Dunia U-17.

"Katakanlah wawasan ya bertambah, jadi saya juga harus ngobrol dengan sesama sopir atau petugas untuk update apa saja yang baru di Piala Dunia," ucap dia.

Baca juga: Kebakaran Landa Ruko di Braga Bandung, Pemadaman Terkendala Barang Mudah Terbakar

Bahkan, saking menikmatinya mengantarkan penonton yang akan menyaksikan Piala Dunia, Rafiq rela tidur di bus daripada di penginapan yang sudah disediakan.

"Saya dikasih penginapan di dekat tol. Tapi saya lebih memilih tidur di bus aja," kata Rafiq.

Menurut Rafiq, euforia Piala Dunia U-17 di SJH tak selamanya ramai. Saat awal pertandingan, event internasional itu terbilang sepi.

Hal itu Rafiq rasakan dari berapa kali mengantarkan penonton dari Gedong Budaya Sabilulungan (GBS) ke SJH.

"Pas awal pertandingan mah agak sepi. Cuma mulai ramai pas pertandingan Argentina vs Jepang. Itu saya bisa sampai 11 kali putaran per hari," ungkapnya.

Namun, pertandingan hari ini berbeda dengan beberapa minggu sebelumnya. Ia memprediksi bisa mengantarkan penonton 13 sampai 15 kali putaran. 

"Soalnya saya dengar target penontonnya 18.000 untuk hari ini," bebernya.

Meski merasa bangga bisa terlibat langsung dalam kegiatan Piala Dunia U-17, Rafiq mengaku belum sempat ada penumpang Warga Negara Asing (WNA) di shuttle bus yang digunakannya.

Rata-rata, para penonton WNA memilih menggunakan kendaraan pribadi dan langsung turun di depan SJH.

"Kalau di bus saya, saya gak pernah ngangkut penonton yang dari luar negeri. Mereka biasanya diantarkan pakai mobil pribadi turun di depan stadion, jadi didrop doang," ungkapnya.

Rafiq berharap, kesuksesan gelaran Piala Dunia U-17, juga bisa menambah penghasilannya serta pengalamannya.

"Mungkin ini jadi pengalaman saya, karena belum pernah, tapi mudah-mudahan bisa menambah uang makan dan penghasilan," katanya sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Bangunan di Tasik Terdampak Gempa, Satpam Bank Tertimpa Kaca

Puluhan Bangunan di Tasik Terdampak Gempa, Satpam Bank Tertimpa Kaca

Bandung
Mengenal Relawan ODGJ Cirebon, Perjuangan Memanusiakan Manusia

Mengenal Relawan ODGJ Cirebon, Perjuangan Memanusiakan Manusia

Bandung
Diduga Hirup Gas, 2 Pekerja Tewas di dalam Gorong-gorong di Dago

Diduga Hirup Gas, 2 Pekerja Tewas di dalam Gorong-gorong di Dago

Bandung
Pemkab Garut Tetapkan 14 Hari Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi

Pemkab Garut Tetapkan 14 Hari Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi

Bandung
Pemda di Jabar Diminta Tak Asal Keluarkan Izin Bangunan karena Bencana

Pemda di Jabar Diminta Tak Asal Keluarkan Izin Bangunan karena Bencana

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

5 Jalan Bersejarah di Bandung dan Kisah Menarik di Baliknya

Bandung
Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Analisis Badan Geologi, Penyebab Gempa Garut akibatkan Bencana di 1979, 2022, dan 2023

Bandung
Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Palak Warga Pakai Pistol Korek Api, 2 Pemuda di Bandung Diringkus

Bandung
Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Cerita Hendi Selamatkan Keluarganya Saat Gempa Garut, Semua Benda Ditabrak

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Korban Luka akibat Gempa Garut Dipulangkan, Rumah Rusak Ditanggung Pemerintah

Bandung
Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Ini Kesaksian yang Buat Saksi Pembunuhan di Subang Dipaksa Oknum Polisi Tutup Mulut

Bandung
Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Atap 2 Ruangan di RS Bandung Ambruk Akibat Gempa Garut M 6,5

Bandung
Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Gempa Garut, Belasan Rumah di Pangalengan Rusak, 7 Kecamatan Terdampak

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com