Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perundungan Pelajar SD di Cirebon, Kepala Sekolah Sebut Baru Tahu setelah Viral

Kompas.com - 22/11/2023, 23:00 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Aksi perundungan pelajar dari 2 SD negeri di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, viral di media sosial.

Kedua belah pihak sekolah yang terlibat menyebut, para siswa tidak melaporkan apa yang terjadi usai kejadian hingga terlambat ditangani. Penanganan dilakukan usai video viral.

Angga Permana, Kepala SD Negeri yang menjadi korban mengungkapkan, kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu (18/11/2023), atau empat hari lalu.

Baca juga: Beredar Video Perundungan Siswa SD di Cirebon, Polisi Turun Tangan

 

Para siswa yang menjadi korban perundungan tidak melaporkan apa yang telah terjadi kepada guru-guru di lingkungan sekolahnya.

Mereka juga tidak menampakkan perubahan fisik seperti raut wajah yang sedih, marah, atau apapun pasca-peristiwa. Sehingga guru tidak menaruh curiga kepada para siswa yang terlibat.

"Kami tidak tahu kronologisnya seperti apa, karena tidak ada laporan. Baru diketahui pagi tadi setelah kita datangkan keluarga siswa dari masing-masing sekolah. Seluruh siswa mengakui tidak menceritakan kepada guru masing-masing," kata Angga saat ditemui Kompas.com usai upaya mediasi yang berlokasi di sekolahnya.

Baca juga: Anaknya Jadi Korban Perundungan, Mirawati Utang Rp 3 Juta untuk Biaya Pengobatan

Hal serupa juga mereka lakukan kepada orangtua masing-masing. Mereka tidak bercerita terkait aksi kekerasan yang dilakukan para pelajar ini. Peristiwa menjadi ramai setelah video tersebut viral di media sosial pada Rabu pagi. 

"Yang sangat saya sayangkan, empat anak yang kembali ke sekolah lebih awal tidak menceritakan, begitupun dua anak yang jadi korban, tidak cerita, tidak menunjukkan apa-apa, bahkan tidak melaporkan ke orangtuanya," ungkap Angga.

Angga mengatakan, peristiwa tersebut terjadi saat jam istirahat. Pihak guru tidak mengetahui enam pelajar SD yang Angga pimpin keluar sekolah dan menuju sebuah sawah hingga akhirnya terjadi hal demikian.

Hal serupa juga diungkap Sri Elis Rangmiati, Kepala SD Negeri dari pihak pelaku. Ia mengaku tidak mengetahui siswanya keluar sekolah saat jam istirahat.

Elis telah menyediakan lokasi untuk jajan berupa kantin dalam sekolah agar membuat anak tidak keluar sebelum jam pulang.

Berdasarkan pengakuan sebelas pelajar yang melakukan pemukulan dan perundungan, mereka ingin bermain ke sawah.

Namun, hal yang tidak diinginkan terjadi begitu saja setelah bertemu siswa dari sekolah lainnya.

Dia tidak menyangka serta sangat prihatin melihat aksi kekerasan yang dilakukan siswa didiknya kepada siswa sekolah lain.

"Saya juga ngelihat videonya ngeri ya, kok bisa sampai sekeras itu. Ga nyangka, Pak. Kalau kita tahu ini dari hari Sabtu, langsung diselesaikan di hari itu juga. Ini tidak ada informasi apa-apa dari anak-anak, bahkan korban yang sakitnya dari sekolah lain aja tidak laporan ke guru," tambah Elis.

Kedua Kepala Sekolah dari pihak pelaku dan juga korban perundungan menyebut, masalah tersebut sudah dimediasikan bersama seluruh orangtua dan keluarga para siswa.

Mereka sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan. Siswa yang mengalami luka juga menjalani pengobatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com