Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Ditutup, Satwa Langka Kian Berbiak di Gunung Sirnalanggeng

Kompas.com - 28/11/2023, 13:32 WIB
Farida Farhan,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Satwa langka terpantau kian berkembang biak di Gunung Sirnalanggeng, Karawang, Jawa Barat, setelah aktivitas pertambangan di tempat itu dihentikan dua tahun lalu.

Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) yang dibentuk oleh Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) menemukan sejumlah satwa langka berbiak di hutan Gunung Sinalanggeng, meski arealnya kini tinggal separuh.

Salah satu personel SWR, Komarudin melakukan monitoring satwa langka, sekaligus memasang plang adopsi sarang burung milik Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak di Gunung Sinalanggeng.

Nah, di sana Komarudin mendapati banyak jenis burung dilindungi, dan bahkan primata langka. 

Bersama warga Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, Komarudin memang memantau keberadaan satwa langka.

Baca juga: Pangkostrad Tanam 10.000 Pohon dan Lepas Liar Satwa Langka di Gunung Sanggabuana

Mereka juga melakukan patroli untuk menjaga kawasan sekitar pohon tempat sarang beberapa jenis elang selama satu hari.

Sembari patroli, Komarudin juga melakukan dokumentasi satwa-satwa liar yang ada di Gunung Sinalanggeng menggunakan kameranya.

“Kami mendapat puluhan jenis burung, beberapa merupakan satwa dilindungi sesuai dengan Permen 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi," kata Komarudin, Selasa (28/11/2023).

Satwa yang mulai banyak menghuni dan berbiak di Gunung Sinalanggeng di antaranya, dari jenis primata, yaitu lutung jawa (Tracypithecus mauritius), dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).

Sedangkan dari jenis burung, terdapat elang brontok (Nisaetus cirhatus), elang ular atau elang bido (Spilornis cheela), punai pengantin (Treron griseicauda), cekakak sungai (Todiramphus chloris), cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), dan kirik kirik senja (Merops leschenaulti).

“Selain itu, juga sering terlihat kucing hutan (Prionailurus bengalensis), juga ditemukan jejak karnivora besar macan tutul jawa (Panthera pardus melas)."

Baca juga: Satwa Langka Katak Pohon Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana Karawang

"Tapi kami belum memasang kamera trap untuk merekam satwa yang ada, terutama jenis kucing besar di Sinalanggeng," ujar Komarudin.

Anggota Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Mekarbuana Abiburohman mengatakan, warga menyambut baik hadirnya satwa langka yang menghuni Gunung Sinalanggeng.

“Sebagai bapak asuh satwa dilindungi, Pangkostrad membiayai operasional masyarakat yang melakukan monitoring dan penjagaan."

"Saya dorong masyarakat untuk tidak berburu lagi, tapi ikut program Pangkostrad. Jadi mendapat manfaat ekonomi yang lebih besar daripada berburu."

Demikian pengakuan Abib yang juga aktif di komunitas Baraya Sanggabuna, komunitas yang ikut aktif dalam kegiatan konservasi di Sanggabuana binaan SCF.

Sementara itu, Eris Suhendra, salah satu aktivis lingkungan di Karawang mengaku terkejut ketika ditunjukkan video dan foto hasil monitoring ranger SCF.

Baca juga: Kisah Samsudin, Mengabdikan Hidup Jadi Pendongeng Keliling untuk Perjuangkan Satwa Langka Indonesia

“Dari dulu Sinalanggeng memang tempatnya banyak satwa langka."

"Jadi setelah elemen masyarakat melakukan penolakan dan gugatan atas kegiatan penambangan di Sinalanggeng dan berhenti beroperasi ya sekarang banyak satwa yang kembali dan berbiak di Sinalanggeng," kata Eris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com