BANDUNG, KOMPAS.com - Gempa bumi bermagintudo 4,8 yang terjadi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Minggu (31/12/2023) malam menyita perhatian publik.
Meski tergolong gempa bumi bermagnitudo kecil, namun kerusakan yang ditimbulkannya cukup parah.
Ribuan rumah dan puluhan fasilitas umum mengalami rusak mulai dari ringan sampai parah.
Baca juga: Rumah Rusak akibat Gempa Sumedang Dipastikan Dapat Bantuan, Simak Perinciannya...
Berdasarkan pendataan BPBD Jabar hingga Rabu (3/1/2024), sebanyak 1.021 unit rumah rusak ringan, 187 rusak sedang dan 133 rusak parah.
Selain itu, 30 fasilitas pendidikan rusak, 16 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan dan satu gedung rusak.
Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Machmudin meminta pemerintah kota dan kabupaten di Jabar untuk mengantisipasi bencana alam di musim hujan seperti saat ini. Mengingat, wilayah Jabar merupakan termasuk daerah yang rawan bencana di Indonesia.
Pemprov Jabar dibantu dengan Badan Geologi pun telah membuat peta rawan bencana, sebagai langkah awal agar mitigasi bisa dilakukan secepat mungkin.
"Mitigasi bencana pertama ada peta waktu itu di Badan Geologi. Petanya sudah disusun, ada yang merah segala macam," katanya usai rapat paripurna di DPRD Jabar, Kamis (4/1/2024).
Baca juga: Teliti Fenomena Gempa Sumedang, ITB Pasang 22 Seismograf
Di samping itu, dia juga mendorong pemerintah daerah untuk mengecek kembali struktur bangunan yang sudah ada, apakah tahan terhadap guncangan gempa atau tidak.
Menurutnya, pengecekan ini sangat perlu agar kerusakan yang ditimbulkan bila gempa bumi terjadi tidak parah. Berkaca pada gempa Sumedang yang menyebabkan puluhan fasilitas publik rusak.
"Artinya kita yang tinggal di Jawa Barat harus waspada, tidak perlu panik dan juga struktur bangunan harus menyesuaikan dengan kondisi di Jabar,"
"Kami koordinasikan dengan Pemkot dan Pemkab untuk mengingatkan untuk mengecek ulang, minimal seperti di Kabupaten Sumedang ini pembangunan rumah yang rusak akan menyesuaikan dengan struktur gempa," ucap Bey.