Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Hari Diguyur Hujan, Pemukiman di Kertasari Bandung Diterjang Banjir Bandang

Kompas.com - 09/01/2024, 19:25 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Dua hari diguyur hujan, Kampung Pacet, Desa Sukapura, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diterjang banjir bandang.

Ketua Unit Cegah Siaga (UCS) Kecamatan Kertasari, Deden Saputra, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, banjir bandang di Desa Sukapura sudah terjadi sejak Senin (8/1/2024).

"Betul terjadi dua kali, kemarin kejadiannya jam 17.00 WIB sampai Maghrib, sekarang juga kejadian lagi tadi jam 15.30 WIB sampai sekarang," katanya dikonfirmasi melalui saluran telepon, Selasa (9/1/2024).

Baca juga: Banjir Lahar Dingin Mengalir dari Puncak Lewotobi, Warga Diminta Waspada

Deden menjelaskan, setiap kali hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Desa Sukapura, sudah dipastikan akan terjadi banjir bandang.

"Jadi emang terjadi saat hujan deras. Terus di hutan di atas sekarang sudah habis yang kebun kina itu. Penahan airnya sudah tidak ada, otomatis air meluap ke jalan raya," jelasnya.

Bahkan dalam pekan ini, banjir bandang sudah terjadi 3 kali.

Baca juga: Banjir Masih Landa 2 Desa di Karawang, Ketinggian Air Capai 2 Meter

Meski begitu, tak ada korban jiwa. Tak ada rumah warga yang ambruk atau rusak akibat banjir bandang tersebut. Namun saat kejadian, beberapa motor terbawa arus.

"Kalau jumlah rumah yang terdampak masih asesmen. Gak ada korban jiwa. Terus gak ada kerusakan, cuma air aja masuk ke dalam rumah," ujar dia.

Saat ini warga di Kampung Pacet tengah bersiap menyiapkan karung berisi pasir untuk menahan arus air yang turun dari atas.

"Warga juga sekarang was was aja kalau terjadi hujan. Saya juga ini di depan rumah udah siap aja we karung buat nahan air," ucap dia.

Ia berharap, lokasi penyerapan air kembali ditanami pepohonan yang bisa menyerap air lebih banyak.

"Kalau keinginan, saran kami mah kalau bisa di sepanjang yang bekas perkebunan kina minimal bisa ditanami kayu keras. Jadi minimal kaya leuweung atau hutan lagi lah, biar bisa menahan air. Dulu mah gak pernah terjadi kaya gini pas kebun kina nya masih lebat," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com