KUNINGAN, KOMPAS.com - Pipin Aripin (36) warga Desa Hantara, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tersenyum bahagia.
Budidaya Melon Premium Varietas Cantaloupe dengan sistem tanam Hidroponik Teknologi Jepang ala E-Quanik yang dia kembangkan, membuahkan hasil.
Pipin juga berhasil membangkitkan semangat anak muda yang tergabung dalam Kelompok Tani E-Quanik Agri Nusantara.
Baca juga: Kisah Sukses Roti Unyil Bogor, Si Mungil Beromzet Miliaran Rupiah
Bahagia Pipin Aripin tergambar dari raut wajah dan senyuman yang dia tampilkan.
Hari ini, Selasa (23/1/2024), dia melakukan prosesi pemetikan panen awal buah Melon Cantaloupe bersama Pj Bupati Kuningan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), dan juga Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta pihak lain di aula Balaidesa Hantara.
Kebahagiaan pria yang akrab disapa Apin ini sarat makna. Dia merasa budidaya yang dia upayakan sejak Mei 2023 lalu, dengan berulang kali uji coba serta kegagalan, akhirnya membuahkan hasil.
"Bahagia, Kang, sangat bahagia. Kami tak menyangka respons semua pihak antusias sekali. Pak Pj Bupati hadir dan ikut melakukan pemetikan panen pertama Melon Cantaloupe," kata Apin saat ditanya Kompas.com, Selasa (23/1/2024).
Apin menceritakan, riset dan uji coba sudah dia lakukan sejak Mei 2023. Dirinya terus belajar dari berbagai sumber dan referensi buku serta media sosial. Uji coba yang Apin lakukan tak langsung berhasil, mengalami kegagalan demi kegagalan.
Hidroponik teknologi Jepang ala E-Quanik yang dia kembangkan berbeda dengan lainnya. Di tiap tahapan, dia mencatat komposisi cara tanam, sistem pemupukan, dan lainnya.
Akhirnya, pada uji coba yang kali keempat pada November 2023, dirinya baru mulai melihat hasil.
"Setelah melakukan uji coba empat kali, akhirnya kami berhasil menemukan komposisi baru yang baik dari sistem hidroponik E-Quanik maupun cara kerja sistem pemupukannya," jelas Apin.
Pria yang tahun ini genap berusia 36 tahun mengungkapkan, cara kerja teknologi Hidroponik E-Quanik yang dia kembangkan berbeda dengan hidroponik pada umumnya.
Dia tidak lagi menggunakan media berupa sekam, tanah, dan lainnya, melainkan murni menggunakan air.
Ukuran media tanam yang Apin lakukan saat ini pun terbilang kecil yakni hanya 3×5 meter persegi.
Di tempat yang dia sebut greenhouse mini ini, Apin menanam tiga jenis varietas melon antara lain: Cantelove dengan bibit asal Itali, Golden Emerald Intanon, bibit dari Thailand, dan Fujisawa, bibit asal jepang Hokkaido.