KOMPAS.com - Tiga siswi SD SDN Lajer 1 tewas tenggelam di Sungai Panarikan, Kecamatan Tukadana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Sabtu (17/2/2023) pagi.
Peristiwa tersebut terjadi saat jam belajar. Hari itu para siswa kelas IV dan V sedang olahraga dan mereka berjalan kaki melewati persawahan.
Kegiatan tersebut dipimpin oleh seorang guru. Di lokasi yang mereka lewati, terdapat Sungai Panarikan.
Di sisi sungai, ada beberapa pelajar yang mencuci kaki dan sepatu. Namun tak disangka, ada beberapa pelajar yang masuk ke titik terdalam sungi dan terbawa arus.
Baca juga: Polisi Luruskan Kronologi Musibah 5 Siswi SD Indramayu yang Hanyut
Hal tersebut dijelaskan Kapolsek Tukdana AKP Iwa Mashadi pada Selasa (20/2/2024) siang.
"Tidak bermain, saya belum dapat keterangan itu. Yang saya dapati bahwa mereka sedang bersih-bersih kaki, sepatu, kotor setelah melewati sawah."
"Kemudian, mungkin ada bagian sungai yang dalam dan tanpa sadar tercebur," tambah Iwa.
Ia menjelaskan ada empat siswi dan satu guru yang terseret arus sungai. Guru tersebut terseret arus saat berusaha menyelamatkan para siswinya. Namun sang guru dan satu siswi berhasil diselamatkan.
Sementara tiga siswi lainnya terseret arus dan ditemukan dalam kondisi meninggal di waktu yang berbeda.
Baca juga: 3 Siswi Indramayu Tewas Tenggelam Saat Kegiatan Pramuka, 6 Saksi Diperiksa
Korban pertama yang ditemukan pada Sabtu pukul 12.30 WIB adalah S (11), sementara korban M (10) ditemukan pada pukul 20.30 WIB.
Di hari pertama, pencarian dihentikan karena kondisi sudah malam.
Di hari kedua tepatnya pada Minggu (18/2/2024) pagi, korban ketiga yakni R (10) berhasil ditemukan.
Para korban diketahui duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar.
Saat ditanya adakah potensi kelalaian, Iwa menjawab, polisi masih berusaha menyelidiki secara teliti. Pihak keluarga pun belum melakukan laporan terhadap petugas kepolisian.
"Adakah dugaan kelalaian? Ya sampai saat ini, walaupun tidak ada laporan dari keluarga, kita tetap melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada dugaan tindak pidana atau tidaknya. Kita belum bisa kesimpulan," tutup Iwa.