CIANJUR, KOMPAS.com-Kelahiran domba bermata satu di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang sempat menghebohkan publik dinilai mengalami kelainan genetika.
Pejabat Fungsional Medik Veteriner Dinas Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan Kabupaten Cianjur, Kharisudin, menduga domba tersebut mengalami sindrom Cyclops.
"Sindrom Cyclops adalah kelainan bawaan langka yang menyebabkan bayi baru lahir, baik manusia maupun hewan, memiliki satu mata atau mata yang terbagi dalam satu rongga," kata Kharisudin kepada Kompas.com melalui pesan teks pada Selasa (30/7/2024) petang.
Baca juga: Heboh Domba Bermata Satu di Cianjur, Mati 24 Jam Setelah Lahir
Kharisudin menjelaskan, kelainan ini terjadi karena bagian depan otak tidak terbagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kanan dan kiri.
Akibatnya, orbit mata tidak terbagi dengan baik menjadi dua rongga, sehingga keduanya dapat terlihat sebagai satu bidang mata atau dua bidang bilateral yang sangat berdekatan.
"Jadi, kalau saya lihat di videonya, anak domba itu mengalami kelainan genetik," ujar Kharisudin.
Baca juga: Pencari Pakan Domba di Tasikmalaya Temukan Tengkorak Wanita di Gunung Cakrabuana
Sebelumnya, warga Kampung Ciranca, Desa Sindangresmi, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dihebohkan dengan kelahiran domba bermata satu.
Domba milik Amad (60) itu hanya hidup selama sehari atau 24 jam sebelum akhirnya mati.
Selain memiliki satu mata, domba berwarna putih tersebut juga tidak memiliki hidung dan anus, menunjukkan lebih banyak tanda-tanda kelainan genetika.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang