BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, menyatakan bahwa lahan sawah seluas 13,5 hektare di Kampung Ciherang, Desa Kiangrongke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, harus menjadi salah satu lumbung pangan agar Indonesia tidak lagi mengimpor beras.
Fadli menjelaskan bahwa lahan sawah tersebut merupakan lahan percontohan yang menggunakan metode Salibu dalam pengelolaannya.
"Metode ini memungkinkan para petani di Kampung Ciherang untuk memanen padi sebanyak empat kali dalam setahun," ujarnya.
Menurutnya, dengan penerapan metode tersebut, Indonesia memiliki peluang besar untuk lepas dari ketergantungan impor beras di masa depan.
Baca juga: Bulog Solo Salurkan Bantuan Pangan Tahap III Oktober, Beras Lewati Tahap Uji Kualitas
"Kita bisa optimis tidak lagi impor beras. Ini sangat penting karena impor beras akan mengeluarkan devisa dan merugikan petani, terutama saat panen raya," tambahnya saat ditemui usai kegiatan Panen Raya pada Rabu (9/10/2024).
Selain frekuensi panen yang meningkat, lahan sawah di Kampung Ciherang juga mampu menghasilkan 35 ton beras dalam satu tahun.
Fadli menegaskan bahwa hasil tersebut sejalan dengan misi pemerintahan Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan, yang pernah dicapai oleh pemerintah Indonesia di masa lalu.
Politisi Partai Gerindra ini juga mengungkapkan bahwa penerapan metode Salibu dalam sektor pertanian akan mempermudah pelaksanaan program makan bergizi yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo.
"Mudah-mudahan ini bisa dicontoh. Jika panennya bisa mencapai 35 ton setahun, itu pencapaian yang luar biasa. Program makan siang bergizi bagi anak-anak sangat penting untuk kebutuhan pangan," ungkapnya.
Fadli berharap teknik Salibu yang kini banyak digunakan oleh petani, baik di Jawa Barat maupun di daerah lainnya, dapat dikembangkan dan disempurnakan.
"Mudah-mudahan panen kita bisa benar-benar maksimal. Ini adalah contoh dan tonggak yang baik untuk masa depan ketahanan pangan kita," tutupnya.
Metode Salibu atau Sambung Lurus Berbunga adalah teknik budidaya padi yang dikembangkan untuk meningkatkan produksi padi. Metode ini bertujuan memperpanjang usia produktif tanaman padi dengan memanfaatkan batang padi yang dipotong setelah panen pertama.
Dengan teknik ini, bagian pangkal tanaman padi yang masih hidup akan mengeluarkan tunas baru, yang dapat tumbuh dan menghasilkan bunga serta padi baru untuk panen kedua tanpa harus menanam ulang dari benih.
Keuntungan dari metode SALIBU ini antara lain:
- Hemat waktu dan biaya karena tidak perlu melakukan penanaman ulang.
- Potensi peningkatan produksi karena tanaman bisa menghasilkan beberapa kali panen.
- Efisiensi lahan karena menggunakan lahan yang sama tanpa masa tunggu terlalu lama untuk penanaman berikutnya.
Baca juga: Tantangan Karawang Menjaga Lumbung Padi di Era Industrialisasi
Namun, metode ini memerlukan perawatan yang cermat, terutama dalam pemotongan batang yang tepat dan pemeliharaan tunas agar bisa tumbuh optimal.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang