SUKABUMI, KOMPAS.com - Jurnalis di Kota Sukabumi mendapatkan tindakan kekerasan dari pihak kepolisian saat merekam aksi massa di DPRD Kota Sukabumi, Senin (24/3/2025).
Sekira pukul 17.30 WIB, kelompok massa aksi mahasiswa di Kota Sukabumi masih menyampaikan tuntutan mereka mengenai penolakan RUU TNI.
Namun, aksi yang semula berlangsung damai itu menjadi tak karuan hingga pihak kepolisian mencoba menangkap beberapa massa aksi.
Baca juga: Tersangka Pembuat Laporan Palsu di Sukabumi Pakai Uang Perusahaan untuk Hidupi 3 Keluarga
Saat massa mulai menyelamatkan diri dan pihak aparat pun mengejar pedemo secara membabi buta, jurnalis yang merekam kejadian pun turut menjadi korban.
Andri Somantri, jurnalis Visi News, turut menjadi korban kekerasan oleh pihak kepolisian Polres Sukabumi Kota.
Andri mengaku bahwa saat merekam pihak aparat yang mengamankan massa aksi, ID card yang dipakainya ditarik dari belakang hingga putus.
“Saya lagi merekam di tengah situasi massa aksi yang chaos dengan polisi, namun ada yang pegang leher saya dan menarik ID card saya dari belakang oleh pihak kepolisian,” kata Andri pada awak media di DPRD Kota Sukabumi, Senin (24/3/2025) sore.
Saat kejadian, Andri juga sempat meneriakkan bahwa dirinya adalah wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik.
Baca juga: Tawuran Geng Motor hingga Pemuda Tewas di Sukabumi, 8 Orang Jadi Tersangka
Polisi tersebut berhenti saat temannya menariknya, dan Andri pun berusaha untuk mengejar.
“Dia dibawa sama temannya masuk ke gedung DPRD. Kalau misalkan peristiwa itu tidak disengaja, mengapa dia pergi tanpa meminta maaf,” lanjut Andri.
Kini kejadian tersebut, lanjut Andri, tengah dikoordinasikan pada organisasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI), sebab dirinya merupakan anggota AJI Bandung biro Sukabumi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang