Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Dua Cahaya di Tengah Lelah: Kisah Ibu Winda yang Bertahan demi Anak-Anaknya

Kompas.com, 3 Desember 2025, 15:14 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Novita Rahmawati

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com — Fajar belum benar-benar menyingsing ketika Winda Azmiyatin menggeliat dari tidurnya yang tipis.

Di rumah sederhana di sudut Kecamatan Soreang,Kabupaten Bandung,  ia menyalakan lampu dapur sambil menyiapkan diri untuk perjalanan yang saban hari ia tempuh.

Usianya 47 tahun, namun gerak langkahnya tetap sigap—seolah semangatnya telah ditempa dari luka dan ketabahan yang berlapis-lapis.

Baca juga: Akses Ambulans Terputus di Bandung Barat, Pasien Ditandu Lebih dari 1 Km

Sebagai pedagang daging ayam di Pasar Sehat Soreang, Winda telah mengenal kerasnya pagi jauh sebelum sebagian orang membuka mata.

Ia bergegas menuju pasar ketika udara masih menggigit, memanggul harapan demi dua anaknya yang masih duduk di bangku SMP dan SD. 

Kehidupan baginya bukan sekadar soal bertahan, melainkan upaya mengalirkan kasih dalam rupa kerja keras.

Baca juga: Kaji Rencana Kereta Kilat Pajajaran yang Bikin Gambir-Bandung 1,5 Jam, KAI: Kami Tak Mau Berandai-andai

Winda adalah seorang janda yang kehilangan pendamping hidup beberapa tahun silam.

Sejak itu, ia memikul beban keluarga seorang diri.

“Kalau bukan saya, siapa lagi? sepeninggalan suami, ya saya yang meneruskan dagang, alhamdulilahnya dulu saya sering nemenin, jadi sedikit paham," ucapnya lirih, saat ditemui, Rabu (3/12/2025). 

Baca juga: Hujan Deras Picu Bencana di Bandung: Rumah Ambruk, Angin Kencang Sapu Permukiman, Dua Mobil Hanyut

Pekerjaan menjual daging ayam bukan hal yang ringan.

Ia harus bangun sebelum subuh, menerima potongan ayam dari pemasok, membersihkan, menimbang, lalu menyusun dagangannya di lapak kecil yang menjadi sumber nafkah utama.

Di balik senyumnya yang ramah, tersembunyi rasa lelah yang terus ia tekan agar tak membebani anak-anaknya.

Dalam sehari, penghasilannya tidak selalu pasti.

Ada hari-hari pasar lengang karena hujan atau harga ayam naik.

Ada pula masa ketika persaingan semakin ketat, membuatnya harus lebih sabar memanggil pelanggan satu per satu.

Namun, Winda tahu, setiap rupiah yang ia bawa pulang adalah nafas yang memperpanjang harapan.

Ketika matahari merangkak naik, Winda masih berkutat di balik meja kayunya.

Tangannya cekatan, mengiris daging ayam sambil sesekali melayani pembeli yang bertanya soal harga. 

“Capek itu pasti, tapi kalau ingat anak-anak di rumah, capek itu jadi tenaga lagi," ucapnya. 

Dua anaknya menjadi pusat semesta bagi Winda.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau