Kemudian Ciamis, Sukabumi, Subang, Purwakarta, Sumedang, Cianjur, Karawang, Bandung, Bandung Barat, dan Cirebon.
Sementara dialek non-(h) umumnya dituturkan oleh masyarkat di Desa Pareangirang, Kecamatan Kadang Haur, Indramayu, serta daerah pesisir utara.
4. Tidak Hanya Digunakan di Jawa Barat
Bahasa Sunda memang merupakan bahasa asli Suku Sunda. Namun hal itu tidak berarti bahasa ini hanya dituturkan masyarakat di Jawa Barat saja.
Pada kenyataannya, Bahasa Sunda juga digunakan di banyak daerah, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung, Bengkulu, hingga Sulawesi Tenggara.
Sebaran penggunaan bahasa Sunda ini mengikuti persebaran masyarakat Sunda.
Adapun perbedaan dialek antara bahasa Sunda di Jawa Barat dengan daerah lain berkisar antara 51-80 persen.
5. Memiliki Aksara Sunda
Sama halnya seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda juga dilengkapi dengan aksara Sunda.
Aksara Sunda ini termasuk rumpun aksara Brahmi yang diturunkan dari aksara Pallawa melalui aksara Kawi.
Artinya, aksara Sunda dan aksara Jawa berasal dari satu rumpun yang sama.
Ada beberapa jenis aksara Sunda, yaitu aksara Ngalagena, Aksara Swara, Aksara Angka, Aksara Tanda Baca, hingga Aksara Rarangken.
Aksara Ngalagena merupakan aksara Sunda Kuno yang memiliki 18 jenis aksara yang susunannya disesuaikan dengan sistem alat ucap.
Adapun huruf konsonan aksara ini yaitu: ka, ca, ta, pa, ya, wa, ga, ja, da, ba, ra,sa, nga, nya, na, ma, la, dan ha.
Baca juga: Pakar Unpad: Bahasa Sunda Jangan Sampai Hilang
6. Jati Diri Suku Sunda