Retno mengaku senang karena Indonesia bersama Bio Farma menjadi salah satu negara yang akan menerima transfer teknologi mRNA.
Apalagi, Bio Farma merupakan manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara.
Setiap tahunnya, kapasitas produksi Bio Farma mencapai 3,2 miliar.
Bio Farma menyediakan 14 jenis vaksin yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara.
"Alih teknologi ini akan berkontribusi dalam memastikan akses setara terhadap obat-obatan, agar kita dapat pulih bersama dan pulih menjadi lebih kuat, recover together, recover stronger," kata Retno.
Baca juga: Hadapi Pandemi Masa Depan, Negara G20 Bakal Bentuk Dana Kesehatan Global
Pusat transfer teknologi mRNA global didirikan pada 2021.
Ini dilakukan untuk mendukung produsen di negara-negara pengetahuan rendah dan menengah untuk memproduksi vaksin mereka sendiri, serta memastikan mereka memiliki semua prosedur operasi dan yang diperlukan untuk memproduksi vaksin mRNA dalam skala dan menurut standar internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.