Sempat terpikirkan oleh Rendra untuk mencari jalur alternatif. Namun sayang, hampir semua jalur alternatif yang bisa membawanya lebih cepat sampai ke Bandung pun mengalami hal serupa, macet.
Sang istri dan anaknya, kata Rendra, mengeluhkan kemacetan tersebut. Bahkan, beberapa kali sang anak menangis.
"Iya, anak saya nangis, karena mungkin kaget lihat kemacetan kayak gitu, mungkin capek juga," tuturnya.
Tak hanya mereka berdua, Rendra juga mengaku lelah. Bahkan, beberapa kali ia beristirahat di badan jalan.
"Saya juga capek, sempat tidur pakai kardus di pinggir jalan," kata Rendra.
Kemacetan yang terjadi, sambung dia, berbeda dengan arus mudik kemarin. Saat itu, kemacetan hanya terjadi di Nagreg dan Limbangan.
"Beda banget, kemarin waktu arus mudik, kata saya segitu mah lancar, cuma di Nagreg sama Limbangan itu juga enggak lama," tambahnya.
Terhambat barang bawaan
Selain karena kemacetan, Rendra mengaku perjalanannya terhambat oleh barang bawaan dari kampung halaman sang istri.
Ia tak tega jika harus menolak pemberian dari mertuanya.
"Ini barang bawaan juga agak sedikit menganggu, tapi gimana, ini dikasih mertua," ujarnya.
"Isinya bahan makanan mentah, sama makanan ciri khas Ciamis kebanyakan," sambung dia.
Baca juga: Kemacetan Sepanjang 20 Km di Gentong Tasikmalaya, Polisi Berlakukan One Way
Meski membawa cukup banyak barang, Rendra mengaku sudah cukup kuat mengikat barang bawaannya.
Hal itu dilakukan agar tidak ada insiden yang tidak diinginkan seperti kecelakaan.
"Soalnya tadi di jalan banyak juga yang barang-barangnya jatuh mungkin kurang kuat atau udah kendur talinya, itu kan bisa bikin kecelakaan," tuturnya.