Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Situs Candi Bojong Menje: 20 Tahun Tak Ada Perkembangan dan Terbengkalai

Kompas.com - 27/05/2022, 16:27 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Danu menyebut sebelum mendapatkan SK, sempat terjadi polemik sejak situs Candi Bojong Menje ditemukan. Polemik tersebut, memperlambat proses penelitian serta informasi tentang candi tersebut.

"Polemik SK Juru Pelihara, sejak pertama ditemukan banyak oknum yang mengaku sebagai tokoh yang mengakibatkan informasi terkait Candi terhenti," ungkapnya.

Kendati sudah bertahun-tahun ia dan sang ayah menjadi Juru Pelihara. Namun kesejahteraan keduanya belum terjamin. Keduanya hanya menerima upah bulanan sebesar Rp 1 juta.

"Gaji harusnya bisa menutupi, tapi saya tetap bersyukur," keluhnya.

Selain itu, setelah 20 tahun ditemukannya candi, Danu menyebut tidak ada anggaran terkait biaya perawatan candi.

"Terkait alat perawatan candi diajukan pun jawabannya tidak ada anggaran. Sempat ada informasi dari grup Juru Pelihara Gunung Padang katanya ada biaya operasional buat perawatan situs sebesar Rp 200 ribu," ungkapnya.

Tahun sebelumnya, candi Bojong Menje sempat didatangi oleh salah satu Kementerian dan pejabat publik yang menjanjikan renovasi candi.

Namun hingga kini, kondisi candi tak ada perubahan.

"Kalau untuk sementara belum ada tindak lanjut, hanya sebatas informasi bahwa bakalan ada renovasi tapi kalau untuk pelaksanaan dan eksekusinya belum bisa ditentukan kapan-kapannya," tutur dia.

Baca juga: Perbaikan Bangunan akibat Longsor di Nagreg Terlambat, Ini Respons Bupati Bandung

Kendati mengalami kondisi yang mengkhawatirkan, Candi Bojong Menje masih kerap dikunjungi.

Danu menuturkan, 60-70 persen pengunjung yang datang rata-rata dari kalangan akademisi.

"Kalau dari pengunjung ada, cuma tidak tiap hari, tapi dalam jangka 1 minggu atau 1 bulan itu pasti ada. Kebanyakan sih 60-70 persen dari kalangan akademik selebihnya dari kalangan umum yang mau tau atau yang mau lewat mampir dulu," kata Danu.

Diketahui, Candi Bojong Menje ditemukan pada tanggal 18 Agustus 2002 oleh masyarakat sekitar.

Saat itu, kata Danu, ayahnya Bapak Ahmad menjadi motor penggerak warga untuk melakukan kerja bakti, agar akses jalan terasa nyaman dan wilayah sekitar terlihat indah.

"Nah, waktu kerja bakti itu secara tidak sengaja ditemukan batuan yang sudah tersusun rapih, setelah di telusuri keesokan harinya di laporkan ke pihak terkait, desa, dan Polsek kemudian direspons cepat, ditinjau ke lokasi, dan tim ahli langsung diturunkan dan ditentukan ini penemuan Situs Cagar Budaya Bojong Menje," tuturnya.

Selain bebatuan yang sudah tersusun, saat proses eskapasi ditemukan juga Patung Nandi.

Patung Nandi adalah batu berbentuk lembu yang menurut kepercayaan agama Hindu merupakan kendaraan Dewa Siwa.

"Ada temuan Patung Nandi saat penggalian pertama tapi dibawa ke Serang untuk penelitian lebih lanjut," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com