Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Jalankan IPAL 2 Tahun, Perusahaan Cuci Jeans Rancaekek Bandung Untung Rp 2 Miliar

Kompas.com - 05/08/2022, 17:40 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Jajaran Tindak Pidan Tertentu (Tipidter) Polresta Bandung langsung menutup CV Master Laundry, perusahaan pencucian tekstil jeans yang kedapatan tidak mengelola limbah B3 sesuai dengan aturan yang berlaku.

Perusahaan yang beralamat di Jalan Cipanas Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu bergerak di bidang tekstil celup celana jeans. Mereka kedapatan menimbun limbah B3 di lahan samping perusahaan.

Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo mengatakan, atas perbuatan perusahaan yang dengan sengaja tidak melakukan pengelolaan limbah sesuai aturan, perusahan mengaku menghemat biaya hingga Rp 2 miliar.

Baca juga: Diduga Timbun Limbah B3, Polresta Bandung Tutup Pabrik Tekstil Celup Celana Jeans

Dia menyebut, pihaknya akan langsung memasang garis polisi dan menutup sementara aktivitas perusahaan.

"Tentunya setelah kita tahu ada pelanggaran hukum ini, kita pasang garis polisi dan kita hentikan sampai dengan proses pidana berjalan," katanya ditemui Kompas.com, Jumat (5/8/2022).

Tak jalankan IPAL agar hemat biaya

Kusworo mengatakan, perusahaan dengan sengaja tidak melakukan pengelolaan limbah. Padahal, CV Master Laundry memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).

"Tapi, faktanya dengan IPAL yang dimiliki dan instalasi pengurai limbah yang dimiliki, (limbah B3) perusahaan ini hanya sedikit yang diurai melalui IPAL," jelasnya.

Perusahaan tersebut, malah menjemur sebagian besar bekas limbah yang kemudian di timbun di tanah milik CV Master Laundry.

CV Master Laundry telah beroperasi sejak tahun 2009. Namun, kata Kusworo, proses pembuangan limbah secara ilegal tersebut baru dilakukan sejak 2020.

Jajaran Polresta Bandung akan berkomunikasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, terkait perusahaan di Kecamatan Rancaekek yang timbun limbah B3.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Jajaran Polresta Bandung akan berkomunikasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, terkait perusahaan di Kecamatan Rancaekek yang timbun limbah B3.

"Selama dua tahun berjalan ini, mengakibatkan limbah tertumpuk di lahan perusahaan ini dengan kedalaman 1,8 meter ya," beber dia.

Kusworo menjelaskan, selama dua tahun tidak melakukan proses pembuangan limbah, pihak perusahaan berhasil menghemat biaya sebesar Rp 2 Miliar, lantaran tidak membayar ongkos pengelolaan IPAL.

"Karena pengangkutan itu dibiayai oleh perusahaan ini, maka kita hitung dari biaya perawatan filter press nya otomatis juga menjadi ringan karena tidak digunakan kemudian ongkos transportasi juga tidak dibayarkan dan selama dua tahun kita hitung perusahaan ini bisa menghemat biaya cukup besar," tutur dia.

Pihaknya menyebut, limbah B3 yang ditimbun di lahan samping perusahaan, tidak hanya merusak tanah saja. Lebih dari itu kualitas air tanah seperti sumur pun, lanjutnya, patut di pertanyakan.

"Dengan kompensasi mereka melakukan penimbunan secara ilegal terhadap limbah B3 dan ini mempengaruhi kerusakan tanah air di dalam tanah ini seandainya masyarakat mengonsumsi air sumur maka ini juga bisa terkena dampak dari limbah B3 ini," pungkasnya.

Kerja sama dengan DLH

Setelah menutup pabrik tersebut, pihaknya juga akan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung untuk mencari solusi pemindahan limbah B3 yang ditimbun di pinggir perusahaan tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut

Bandung
Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Senjata Api dan Peluru Ditemukan di Kolam di Sukabumi, Warga Terkejut

Bandung
Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Suami yang Bunuh Istri di Bandung Dikenal Kurang Berinteraksi dengan Tetangga

Bandung
Kronologi Suami Bunuh Istri di Bandung, Pelaku Ngamuk Saat Lihat Pesan Pria Lain

Kronologi Suami Bunuh Istri di Bandung, Pelaku Ngamuk Saat Lihat Pesan Pria Lain

Bandung
5.000 Buruh Karawang Ikut Aksi May Day di Jakarta

5.000 Buruh Karawang Ikut Aksi May Day di Jakarta

Bandung
Kronologi Perampokan Minimarket di Indramayu, Pelaku Sempat Sekap Karyawan

Kronologi Perampokan Minimarket di Indramayu, Pelaku Sempat Sekap Karyawan

Bandung
May Day 2024, Ribuan Buruh Karawang Akan Unjuk Rasa di Istana Negara

May Day 2024, Ribuan Buruh Karawang Akan Unjuk Rasa di Istana Negara

Bandung
Dalam 4 Bulan, Pasien DBD di Cirebon Capai 496 Orang, 4 Meninggal

Dalam 4 Bulan, Pasien DBD di Cirebon Capai 496 Orang, 4 Meninggal

Bandung
Kronologi Pembunuhan Sadis di Bogor, Berawal Saat Korban Dicegat Masuk Kampung

Kronologi Pembunuhan Sadis di Bogor, Berawal Saat Korban Dicegat Masuk Kampung

Bandung
Pria di Bogor Diduga Tewas Dianiaya, Mayatnya Dibuang ke Pinggir Jalan

Pria di Bogor Diduga Tewas Dianiaya, Mayatnya Dibuang ke Pinggir Jalan

Bandung
Siswi SMP Diperkosa 2 Pria di Sukabumi, Korban Diajak Main ke Rumah Pelaku

Siswi SMP Diperkosa 2 Pria di Sukabumi, Korban Diajak Main ke Rumah Pelaku

Bandung
Mobil Kecelakaan, Sopir Ngantuk Usai Begadang Nonton Timnas Berlaga

Mobil Kecelakaan, Sopir Ngantuk Usai Begadang Nonton Timnas Berlaga

Bandung
Melihat Monumen Dua Tugu Udang Berbahan Knalpot Brong di Cirebon

Melihat Monumen Dua Tugu Udang Berbahan Knalpot Brong di Cirebon

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com