Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Bisa Kelola Sampah Mandiri, Warga Citepus Kini Tak Lagi Kotori Citarum

Kompas.com - 19/08/2022, 16:02 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Alat pengelolaan sampah yang dulu, kata Dadan, hanya bisa memusnahkan tiga karung sampah hasil pilihan selama tiga hari.

Sedangkan, alat yang baru, mampu memusnahkan habis 3 karung hanya dalam waktu 1 jam.

"Jadi sampah itu kita pilah, mana yang bernilai ekonomis dan tidak, kemudian kita masukan ke alat ini, terus biaya operasional alat yang baru lebih murah," ujarnya.

Baca juga: Karut Marut Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bandung, DLH Sebut karena Kurangnya Armada Angkut

Dadan menjelaskan, alat pengelolaan sampah yang merupakan fasilitas dari Satgas Citarum Harum Sektor 7 tersebut, hanya membutuhkan oli bekas dan air untuk mengaktifkannya.

Oli bekas dimasukan kedalam sebuah wadah seperti gayung berbahan besi, kemudian dibakar, untuk selanjutnya dimasukan ke dalam bagian pembakaran yang berada di bagian bawah alat tersebut.

Setelah itu, operator harus memasukan air sebanyak 3 botol. Air tersebut berfungsi  untuk membentuk uap dan memberikan tekanan.

"Setelah apinya menyala, dan kemudian akan melahirkan panas, hasilnya uap yang akan menekan untuk membesarnya api, itu semua harus ditunggu selama 15 menit ketika akan memulai," jelasnya.  

Warga Kampung Citepus memanfaatkan alat pemusnahan sampah yang merupakan fasilitas dari Satgas Citarum Harum Sektor 7. Alat tersebut menjadi pilihan lantaran masih buruknya pengelolaan sampah di Kabupaten BandungKOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Warga Kampung Citepus memanfaatkan alat pemusnahan sampah yang merupakan fasilitas dari Satgas Citarum Harum Sektor 7. Alat tersebut menjadi pilihan lantaran masih buruknya pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung

Kendati mengeluarkan asap karena proses pengelolaan atau pemusnahan sampah dilakukan secara dibakar.

Dadan menyebut, asap tidak terlalu banyak, lantaran asap yang dikeluarkan merupakan hasil dari sampah yang tidak bernilai ekonomis serta hasil pilihan.

"Asapnya warnanya putih, tidak hitam, hitam itu karena ada sampah organik yang sengaja dibakar, kalau yang ini enggak karena dipersiapkan untuk sampah tertentu dan sudah dimodifikasi, lihat aja dari ukurannya beda," tambahnya.

Baca juga: Warga Bantul Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bangunan

Dadan mengaku, cukup terbantu dengan adanya alat tersebut. Namun, ia berharap warga Kampung Citepus bisa terbangun kesadaran memilah sampah yang akan dibuang.

"Belum terbangunnya kesadaran untuk memilah sampah organik dan non organik, kalau di tempat asal alat ini di Kabupaten Bogor masyarakatnya sudah bisa memilah, jadi kami operator tinggal memasukan saja yang harus dimusnahkan," terangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com