Saat itu, para petugas langsung menyebar ke tiap sudut untuk mencari sumber api lalu berusaha memadamkannya.
Menurut anggota, rupanya api yang kembali membakar pabrik itu berasal dari sisa-sisa bara saat proses pendinginan.
Menurutnya, objek yang terbakar dari bahan plastik yang mudah terbakar serta angin kencang juga menyebabkan api menyebar sehingga kebakaran kembali membesar.
Baca juga: 6 Jam Kebakaran di Pabrik Alumunium Foil di Gunung Putri Bogor Belum Juga Padam
Terlebih, tiupan angin kencang di lokasi saat itu membuat usaha pemadaman kian tiada arti.
Di sisi lain, para petugas juga terkendala titik sumber air yang sulit diakses atau bahkan tidak ada sama sekali di lokasi tersebut.
Meski, pihaknya sempat memanfaatkan hydrant air milik pabrik lain untuk memadamkan kobaran api.
Namun, hydrant air yang di pabrik itupun sudah habis dan kosong. Alhasil, malam itu petugas harus mencari setu untuk mendapatkan air.
Setelah itu, mereka melarutkannya dengan deterjen ke dalam tangki guna memadamkan nyala api tersebut.
Baca juga: Kebakaran Pabrik di Gunung Putri Belum Padam, 5 Mobil Damkar Bertahan
Petugas kemudian menyemprotkan campuran air dan detergen itu ke bangunan pabrik yang terbakar.
Penyemprotan terus dilakukan hingga akhirnya tingkat ketahanan api (TKA) benar-benar mereda.
"Senin pagi tadi saya ke lokasi tinggal sedikit tetapi itu kita anggap sudah aman karena enggak menjalar ke tempat lain. Jadi kita putuskan statusnya padam," jelas Asan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang