Saat ini pendistribusian sorgum dari Kabupaten Bandung baru untuk toko-toko organik di beberapa wilayah seperti di Bandung, Bekasi, Jakarta, dan Depok.
Itu pun, didistribusikan dalam bentuk tepung dengan harga Rp 40.000 per kg.
"Nah kita distribusi masih 200 kg per bulan. Tapi dengan adanya wacana ini banyak yang sudah mesen bahkan permintaannya sampai ber ton-ton," bebernya.
Pengelolaan kampung sorgum di Desa Bojongmanggu saat ini dilakukan oleh 12 wanita yang tergabung dalam kelompok tani.
Selain mempertahankan sorgum agar tetap eksis, fokus pengelolaan lainnya yakni mempertahankan ketahanan pangan dari mulai lingkungan terkecil hingga lingkungan terbesar.
"Lahan yang kita garap itu masih kecil kurang lebih satu hektar tapi alhamdulillah sudah lumayan hasilnya. Tapi kita optimis dari desa bisa suplai ke beberapa daerah. Karena kita tahu suatu saat orang akan mencari sorgum, tapi kita sudah ada," jelasnya.
Neneng mengungkapkan untuk terus mempertahankan eksistensi tanaman sorgum.
Baca juga: Sorgum Diproyeksikan Gantikan Gandum, Moeldoko: Kita Tak Akan Ribut soal Mi Instan
Ia dan yang lainnya juga mulai membuka wisata edukasi bagi masyarakat umum. Melalui program itu, ia dan yang lainnya memperkenalkan sorgum mulai sari pengetahuan umum hingga ke spesifikasi tanaman.
"Kita kenalin tuh gimana sorgum ini bisa bermanfaat untuk bahan lain. Nah kalau pengolahan kita pakai tiga mesin. Kita panen kurang lebih 20 cm dari batangnya kita ambil, habis panen kita jemur dulu selama kurang lebih empat hari," sambung dia.
Kemudian dimasukan ke mesin perontok untuk mencaca menjadi butiran seperti beras. Setelah itu dibuat menjadi tepung.
"Kalau sudah jadi tepung ya bebas bisa jadi apa aja, bisa jadi mi, bisa jadi brownies, bisa jadi cookies, bisa jadi sereal, bisa kerupuk, dan masih banyak yang lainnya. Hal-hal ini kita kenalkan ke masyarakat umum," sambungnya.
Untuk pengembangan terkait sorgum, pihaknya tidak bekerja sendiri, namun dibantu beberapa universitas seperti ITB, Unpad, IPB Bogor, hingga Unpas.
Ke depan, ia berharap pemerintah bisa betul-betul konsentrasi terhadap pengembangan tanaman sorgum.
"Tanaman ini dan menjadi sumber pangan lokal yang bisa kita pertahankan. Apalagi memang sorgum ini belum banyak dikenal masyarakat masih banyak yang bertanya-tanya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.