Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Panjang Pengisian BBM di SPBU Jadi Berkah Bagi Penjual Bensin Eceran

Kompas.com - 28/09/2022, 18:05 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Belakangan ini masyarakat terus mengeluhkan panjangnya antrean kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Antrean bahkan bisa mengular hingga ke luar SPBU pada jam-jam tertentu. Hal ini dianggap telah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir, terutama sejak pemerintahan menetapkan kenaikan harga BBM, Sabtu (3/9/2022).

Kondisi serupa juga menjadi pemandangan lumrah di sejumlah SPBU di Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Seperti yang terjadi di SPBU Jalan Raya Rancaekek, pengguna sepeda motor dapat menghabiskan waktu selama 30 menit untuk mendapatkan BBM jenis Pertalite.

Muhamad Yusuf (25), salah satu pengemudi ojek online mengaku sering menjadi korban antrean panjang pengisian Pertalite di SPBU.

Baca juga: SD Negeri Girimukti Bandung Barat dalam Bayang-bayang Penenggelaman Waduk PLTA Cisokan

Dia mengatakan, antrean panjang kendaraan roda dua ada di hampir semua SPBU di wilayah Timur Kabupaten Bandung itu, bahkan tak jarang menimbulkan macet di jalan raya depan SPBU.

"Padahal sudah mau sebulan (kenaikan harga BBM), tapi tetap saja begini. Saya kurang tahu apa penyebabnya, tapi semuanya (SPBU) rata-rata seperti ini (antre panjang)," kata Yusuf, di SPBU Rancaekek, Selasa (27/9/2022).

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengisi BBM tentu menghambat pekerjaannya sebagai ojek online.

Tak jarang dia mendapat keluhan dari konsumen akibat terlambat menjemput karena harus mengantre lama terlebih dahulu di SPBU.

Bahkan, Yusuf mengaku, ada juga konsumennya yang membatalkan pesanan akibat terlalu lama menunggu.

Baca juga: Cegah Jual Beli Tanah Desa, Kanwil ATR/BPN Kabupaten Bandung Minta Kades Buat Sertifikat Aset Desa

"Ya kalau harus jujur, saya merugi cukup sering karena antrean ini, banyak orderan yang dibatalkan karena penumpangnya tidak mau menunggu," ujar Yusuf.

Selain itu, Yusuf menuturkan, performanya di aplikasi juga turun karena penilaian buruk dari konsumen yang kecewa telah menunggu lama.

Sedangkan pihak platform yang digunakannya tak memberikan kompensasi apa pun atas kondisi yang dialaminya.

"berdampak kepada semuanya, saya merasa banyak dirugikan, waktu harus terbuang lama di sini, biaya operasional juga semakin meningkat, tapi belum ada kompensasi dari platfrom yang saya gunakan," keluhnya.

Beralih ke bensin eceran

Antrean panjang di SPBU membuat banyak orang memilih mengisi BBM di kios bensin eceran.

Baca juga: Vaksin Meningitis untuk Jemaah Umrah Masih Tersedia di Bandung

Tentu hal ini menjadi berkah tersendiri bagi para penjual bensin eceran, termasuk bagi Rohmat (26).

Kios bensin eceran miliknya kebanjiran pembeli yang didominasi oleh pengguna kendaraan roda dua. Padahal, SPBU berdiri tak begitu jauh dari tempat tinggalnya.

"Alhamdulilah, kalau pelanggan terus ada, saya buka dari pagi jam 08.00 WIB, tutup kalau tidak sore ya malam," kata Rohmat saat ditemui Kompas.com, Rabu (28/9/2022).

Dia menjelaskan, kebanyakan konsumennya adalah pengemudi ojek pangkalan dan ojek online.

Menurut Rohmat, belakangan ini banyak pengguna roda dua memilih mengisi BBM di kios bensin eceran karena enggan mengantre di SPBU yang memakan banyak waktu.

"Ya karena pangkalan ojeknya tidak jauh jadi pasti suka isi (BBM) dulu di sini, paling satu liter saja, kalau sekarang katanya malas antre lama di SPBU," jelasnya.

Baca juga: Driver Ojol Dianiaya Debt Collector di Bandung Barat, Ratusan Rekan Datangi Mapolres Cimahi

Selain kendaraan roda dua, tak jarang angkot dan kendaraan jasa angkut barang juga mengisi bensin di kios Rohmat.

"Pelanggan kendaraan roda dua, kadang suka ada angkot, ya kalangan menengah ke bawah," ungkapnya.

Rohmat menuturkan, dia kerap membeli bensin di SPBU yang masih memberikan izin pembelian dengan menggunakan jeriken.

Adanya penjual bensin eceran, dia menerangkan, justru memberikan keuntungan bagi pihak SPBU serta masyarakat yang tinggal di tempat terpencil.

"Di satu sisi petugas pom juga diuntungkan karena ada timbal balik ke mereka," ucap Rohmat.

"SPBU juga tidak sampai tuh ke daerah terpencil, rata-rata seperti petani atau tukang ojek yang jangkauannya jauh itu pasti mengandalkan bensin eceran," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung, M. Elgana Mubarokah | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Bandung
Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Bandung
Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Bandung
Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com