Perubahan ini, kata Reny, bisa disebabkan akibat cuaca yang tidak menentu atau pancaroba yang terjadi sepanjang tahun 2022 ini.
Sementara, kata Reny, untuk penyebab kematian akibat demam berdarah sendiri akibat faktor masih lemahnya kesadaran warga Sumedang dalam mengakses fasilitas kesehatan. Seperti halnya, memeriksakan diri ke Puskesmas.
Umumnya, kata Reny, warga itu cenderung cuek, bila mengalami sakit panas, sehari dua hari, mereka berpikir besok juga bisa sembuh lagi.
Padahal, gejala demam berdarah sendiri jika panasnya turun justru akan timbul dampak lain yang lebih buruk.
"Nah, rata-rata yang meninggal dunia akibat demam berdarah di Sumedang ini karena pasien terlambat mengakses fasilitas kesehatan," ujar Reny.
Untuk itu, kata Reny, masih minimnya kesadaran warga akan hal tersebut, ke depan perlu diperbaiki.
Selain itu, kata Reny, dalam meminimalisasi lonjakan kasus yang dimungkinkan terjadi pada tahun 2022 di tengah pancaroba saat ini, Dinas Kesehatan Sumedang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih mewaspadai kasus demam berdarah.
Baca juga: 9 Orang di Banyumas Meninggal akibat Demam Berdarah
"Kami mengajak dan terus mengingatkan untuk bersama-sama mengintensifkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menutup, menguras dan mengubur (3M) dan menjaga lingkungan bersih," tutur Reny.
Selain itu, kata Reny, dalam meminimalisasi lonjakan kasus demam berdarah di Sumedang, pihaknya juga akan memberikan pelatihan kepada tiap desa agar di desanya terbentuk Tim Girij (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik).
Sedangkan, kata Reny, untuk warga yang mengalami gejala demam berdarah, pihaknya mengimbau untuk mengakses pelayanan kesehatan secara cepat.
"Warga yang sakit kami harapkan cepat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Tidak terlambat mengambil keputusan, tidak terlambat datang ke fasilitas kesehatan, dan tidak terlambat mendapatkan pelayanan. Jadi kalau sakit, langsung ke puskesmas terdekat, jangan terlambat," ujar Reny.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.