"Soal daerah yang terisolir itu kami akan kordinasikan ke Pemda. Namun, bagi kami bahwa itu akan menjadi lokasi pengerjaan melalui kegiatan Karya Bhakti di tahun 2023," katanya.
Mengenai pelaksanaan pembangunan nanti, Dandim Letkol Bambang Kurniawan menyebut akan melakukan data dan kajian lingkungan.
"Iya, sebelum melaksanakan pekerjaan pembangunan. Kita akan mencari kesulitannya sepeti apa dan bagaimana tindakan kedepan," katanya.
Baca juga: Perjuangan Pasien Kritis di Mamuju, Ditandu Naik Perahu 7 Kilometer ke Puskesmas Terdekat
Terkait video warga mengevakusi orang sakit dengan tandu, Bupati Kuningan H Acep Purnama angkat bicara.
"Ya, yang saya lihat kalau di Dusun Cisandag terus kampung Karangbaru, saya tau persis, itu hunian - hunian warga dan mereka betah," kata Bupati Acep saat memberikan keterangan usai menghadiri Sidang Paripurna APBD 2023 di Gedung DPRD Kuningan, Rabu (19/10/2022).
Ia menjelaskan daerah itu terisolir dan merupakan lahan pertanian yang dikelola warga hingga mereka betah di sana.
"Mereka betah di sana, itu sebenarnya daerah terisolir karena secara lokasi juga rawan bencana. Kemudian biasanya mereka tinggal disana, awalnya mereka mengelola lahan pertanian hingga sekarang mereka betah tinggal disana," ujarnya.
Terkait warga sakit yang di bawa menggunakan tandu, kata dia menyebut hal itu tidak aneh karena jalan tak bisa dilalui kendaraan.
"Iya, saya tidak aneh dengan kejadian itu. Kemudian, sebanarnya itu sudah ada badan jalan dan bisa dilalui kendaraan, namun dengan kondisi begini ampun," katanya.
Mengenai warga Cisandag yang memilih tetap berdomisili disana, kata Asep sudah ada pendampingan dan warga disarankan untuk pindah.
"Iya, sebanarnya saya sudah ajak mereka pindah. Tapi mereka milih bertahan dan jika sekarang mereka mau, saya akan layani kok," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Ada Daerah Tertinggal di Kuningan hingga Warga Sakit Harus Ditandu, Bupati Acep Angkat Bicara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.