Modus ketiga, tersangka menggunakan dompet digital untuk memutar hasil kejahatan pinjaman tersebut.
Yohannes menyebutkan, cara SAN sangat meyakinkan ketika mengajak kerja sama korbannya untuk bisnis atau investasi.
Awalnya, ia mengetahui mahasiswa IPB tengah membutuhkan dana untuk melaksanakan suatu kegiatan atau projek.
"Jadi dia tahu mahasiswa enggak punya uang, silakan ambil di pinjol. Caranya begini-begini. Nanti dikasih keuntungan 10 persen," ujarnya.
Kemudian, diadakan Zoom meeting antara SAN dengan mahasiswa untuk menyampaikan kerja sama meningkatkan toko online yang diakui miliknya.
Kepada korbannya, ia meminta untuk melakukan pinjaman online di empat akun.
Uang tersebut rencananya seolah-olah dibelanjakan dengan alasan untuk meningkatkan rating toko dan akan diberikan keuntungan 10 persen dari uang yang dibelanjakan itu.
Rencananya, keuntungan 10 persen tersebut akan digunakan untuk kepentingan organisasi.
Setelah itu, sebagian dari anggota bersedia kerja sama dan mengikuti saran yang diberikan kepada para mahasiswa.
Setelah kerja sama antara pelaku dengan organisasi mahasiswa itu berjalan 2 bulan.
Baca juga: Pemilik Toko Online Jadi Tersangka Penipuan 116 Mahasiswa IPB yang Terjerat Pinjol
Pelaku kembali diperkenalkan secara bertahap kepada kelompok organisasi mahasiswa lainnya yang ada di beberapa kampus.
Ada 100 orang mahasiswa lainnya yang ikut kerja sama dengannya.
"Setiap makan dengan calon korban dia beliin minum, makan, dia yang bayarin saat ketemu di kafe. Sehingga para korban semakin yakin dengan bisnis atau investasi yang ditawarkan SAN ini," ungkapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.