"Ini takdir ya, kan tidak banyak takdir arsitek jadi gubernur. Saya gubernur, saya mengarsiteki juga," ujar Emil.
Emil mengaku, desain Masjid Al Jabbar terinspirasi dari rumus matematika, Aljabar, yang sekaligus nama ilmuwan tersohor di dunia.
"Matematika identik dengan Aljabar, ilmuwan matematika terkenal dunia namanya Aljabar, kemudian Aljabar nama asmaul husna yang kita tuliskan di mihrab itu artinya agung. Kebetulan juga Aljabar juga singkatan Jawa Barat. Jadi sudah takdirnya, namanya berjodoh," tuturnya.
Kubah Masjid Al Jabbar, Emil menjelaskan, sengaja dibuat tanpa kolom agar tampak megah dan menimbulkan kesan "kecil" pada jemaah yang beribadah di masjid tersebut.
"Masjid Al Jabbar dikonsepkan agar ada pintu atau tempat untuk 27 kota kabupaten (di Jabar). Jadi kalau di zoom (ornamennya) membentuk batik (tiap daerah) yang berbeda, sehingga 27 wilayah ini terwakili ke-Jawa Barat-an-nya," ungkap Emil.
Baca juga: Daya Tarik Masjid Al-Jabbar yang Habiskan Rp 1 Triliun, Desain hingga Fasilitas
Emil mengaku kagum dengan hasil pembangunan Masjid Al Jabbar. Sebagai proyek tersulit yang pernah ditanganinya, Emil menyebut hasil akhir Masjid Al Jabbar melebihi ekspektasinya.
"Saya juga suka merinding masuk sini karena melihat kemegahan seperti ini. Jadi ini terkompleks, tersulit, terbesar yang Allah takdirkan di saat saya masih hidup dan menjadi pemimpin," tandasnya.
Sekretaris Dinas (Sekdis) Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar, Iwan Suwanagiri mengatakan, luas lahan Masjid Al Jabbar sekitar 25 hektare.
"Masjid Al-Jabbar bisa menampung 33.000 orang. Itu sudah dari semua fasilitas yang tersedia nantinya," terangnya.
Adapun fasilitas yang tersedia di Masjid Al-Jabbar di antaranya plaza, selasar, ruang salat mezaninen, dan ruang salat utama.
Baca juga: Bakal Diresmikan Akhir Tahun, Kapasitas Masjid Al Jabbar Capai 33.000 Orang
"Paling mencuri perhatian adalah adanya museum nabi, kemudian masyarakat juga dapat menikmati taman yang bisa dijadikan lokasi wisata religi," paparnya.
"Belum ada yang seperti ini, baik eksterior maupun interior, karpet saja dari Turki," ucap Iwan.
Dia menerangkan, tak ada produsen di Indonesia yang sanggup memenuhi kriteria spesifikasi karpet untuk Masjid Al Jabbar, seperti ketinggian bulu, 100 persen berbahan wol, dan tingkat kerapatan.
Selain itu, Iwan juga mengklaim, belum ada masjid yang memiliki fasad seperti yang ada di Masjid Al Jabbar.
Fasad Masjid Al Jabbar terbuat dari kaca yang disusun menyerupai sisik ikan. Jumlah kaca yang dibutuhkan pun mencapai 6.136 lembar.
"Biasanya masjid ada tiang penyangga, ini masjid didesain 99x99 meter tanpa tiang. Soal Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), kita laporan setahun dua kali," pungkasnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani | Editor: Pythag Kurniati, Reni Susanti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.