Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Cianjur Akui Ada Warga Korban Gempa Menolak Direlokasi

Kompas.com - 28/12/2022, 13:14 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Pembangunan hunian tetap (huntap) bagi warga korban gempa tengah dikerjakan di lokasi relokasi Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur.

Di atas lahan seluas 2,5 hektar itu akan dibangun 200 unit rumah teknologi Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat) dengan konsep dan konstruksi antigempa.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, 80 unit Risha telah rampung dan sudah siap huni.

“Segera akan kita cepat sosialisasikan ke warga,” kata Herman kepada Kompas.com di kantor PWI Cianjur, Selasa (27/12/202).

Baca juga: Tim SAR Kembali Temukan Satu Jenazah Korban Gempa Cianjur Tertimbun Longsor

Herman berharap, sebelum Idul Fitri 2023 seluruh unit Risha sudah ditempati.

“Terkait jumlahnya yang harus direlokasi memang alot ya, karena BMKG menerima masukan dari berbagai pihak, para pakar geologi termasuk ada rekom juga dari BRIN,” ujar dia.

“Tapi sekarang sudah final, sedang dihitung jumlah pastinya berapa yang terdampak yang harus direlokasi. Nanti saya sampaikan hasilnya,” Herman menambahkan.

Bupati Cianjur Herman SuhermanKOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Bupati Cianjur Herman Suherman

Herman tidak menampik, di tengah persiapan relokasi ada penolakan warga terdampak yang enggan dipindahkan ke lokasi baru tersebut.

“Ada yang mau ada yang tidak. Tapi kan ini baru prediksi karena saya pun belum yakin yang menolak itu yang akan direlokasi atau tidak,” kata dia.

Baca juga: Belajar dari Gempa Cianjur, BPBD DKI Bakal Cek Ketahanan Gedung di Jakarta

Kendati begitu, Herman mengaku cukup memahami situasi tersebut, sehingga upaya relokasi akan dibarengi dengan penyediaan lahan pekerjaan atau mata pencaharian baru bagi warga terdampak.

Di antara upaya tersebut yakni pemberian bantuan sosial bagi lansia tidak produktif dan pelatihan-pelatihan keterampilan untuk penyintas usia produktif.

“Kita berikan pelatihan, modal usaha, seperti kerajinan, menjahit, dagang, dan lainnya. Dengan begitu kehidupan ke depannya bisa berjalan sehingga saat pindah dengan pekerjaan yang baru dan semoga bisa jadi sejahtera,” ujar Herman.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pesan Gibran di Karawang: Kalau Ada Serangan Jangan Dibalas

Pesan Gibran di Karawang: Kalau Ada Serangan Jangan Dibalas

Bandung
Akhir Kasus Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Wanita Pilih Pisah dengan 'Suami'

Akhir Kasus Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, Mempelai Wanita Pilih Pisah dengan "Suami"

Bandung
Cerita Kepala KUA Dijanjikan “Sesuatu” jika Bersedia Nikahkan Pasangan Sesama Jenis di Cianjur

Cerita Kepala KUA Dijanjikan “Sesuatu” jika Bersedia Nikahkan Pasangan Sesama Jenis di Cianjur

Bandung
Komitmen Berantas Korupsi, Mahfud MD: Kami Peluru Tak Terkendali

Komitmen Berantas Korupsi, Mahfud MD: Kami Peluru Tak Terkendali

Bandung
Didapuk Jadi Warga Kehormatan Sunda, Mahfud MD Dapat Sapaan Uwak

Didapuk Jadi Warga Kehormatan Sunda, Mahfud MD Dapat Sapaan Uwak

Bandung
Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Diadakan secara Siri Setelah Ditolak KUA

Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Diadakan secara Siri Setelah Ditolak KUA

Bandung
Mahfud Sebut Indeks Korupsi Indonesia Turun gara-gara Revisi UU KPK

Mahfud Sebut Indeks Korupsi Indonesia Turun gara-gara Revisi UU KPK

Bandung
Kasus Dugaan 'Bullying' Siswa SD di Sukabumi Dilaporkan sejak Oktober, Polisi Sebut Masih Diselidiki

Kasus Dugaan "Bullying" Siswa SD di Sukabumi Dilaporkan sejak Oktober, Polisi Sebut Masih Diselidiki

Bandung
Ralat Pernyataan, Mahfud MD Pastikan OTT KPK Sudah Cukup Bukti

Ralat Pernyataan, Mahfud MD Pastikan OTT KPK Sudah Cukup Bukti

Bandung
Tangis Wariha, Anak Kesayangannya Tewas Dianiaya Polisi di Subang: Salah Anak Saya Apa?

Tangis Wariha, Anak Kesayangannya Tewas Dianiaya Polisi di Subang: Salah Anak Saya Apa?

Bandung
7 Cara Unik Dedi Mulyadi Sosialisasikan Prabowo-Gibran: Lomba Joget Gemoy

7 Cara Unik Dedi Mulyadi Sosialisasikan Prabowo-Gibran: Lomba Joget Gemoy

Bandung
Kampanye di Tanah Kelahirannya Kuningan, Anies Tawarkan Program 'Pasar Amin'

Kampanye di Tanah Kelahirannya Kuningan, Anies Tawarkan Program "Pasar Amin"

Bandung
Kronologi Pernikahan Mempelai Pria Ternyata Wanita di Cianjur, Akad Nikah Sempat Dilarang Kades

Kronologi Pernikahan Mempelai Pria Ternyata Wanita di Cianjur, Akad Nikah Sempat Dilarang Kades

Bandung
Mempelai Pria yang Ternyata Wanita Memaksa Dinikahkan di KUA, Tolak Berikan Dokumen Identitas

Mempelai Pria yang Ternyata Wanita Memaksa Dinikahkan di KUA, Tolak Berikan Dokumen Identitas

Bandung
Usai Sehari Menikah, Baru Ketahuan Mempelai Pria Ternyata Wanita

Usai Sehari Menikah, Baru Ketahuan Mempelai Pria Ternyata Wanita

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com