Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2022: Gempa M 5,6 di Cianjur yang Telan Ratusan Korban Jiwa

Kompas.com - 31/12/2022, 20:51 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com-Warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dan sekitarnya dikejutkan dengan guncangan gempa kuat pada 21 November 2022 sekitar 13.21 WIB.

Guncangan dilaporkan turut terasa di Jakarta dan Banten.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bermagnitudo 5,6 dengan pusat di darat, dalam wilayah Kecamatan Cugenang.

Pusat gempa di 6,84 Lintang Selatan – 107,05 Bujur Timur punya kedalaman 10 kilometer.

Baca juga: Pengungsi Gempa Cianjur Keluhkan Relokasi, Bupati: Pekerjaan Baru Disiapkan

Ratusan gempa susulan dengan kekuatan relatif lebih kecil terjadi setelah guncangan pertama.

Foto dan video menampilkan parahnya kerusakan yang timbul akibat gempa langsung memenuhi jagat maya.

Terlihat rumah dan sekolah hancur, jalan terbelah, hingga tanah longsor.

Jalan dari Puncak, Bogor, menuju Cianjur juga sempat tertutup longsoran tanah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga 13 Desember 2022, 335 orang tewas akibat musibah ini.

Upaya Solihin (55) mencari sang istri yang turut menjadi korban gempa Cianjur, Jawa Barat di lokasi longsor di Desa Cijedil, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Senin (28/11/2022). Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti Upaya Solihin (55) mencari sang istri yang turut menjadi korban gempa Cianjur, Jawa Barat di lokasi longsor di Desa Cijedil, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Senin (28/11/2022).

Baca juga: Relawan Gempa Cianjur Ungkap Pengungsi Masih Butuh Banyak Bantuan

Sedangkan Pemerintah Kabupaten Cianjur mencatat jumlah korban tewas 600 orang.

Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur mengatakan, jumlah korban bertambah setelah dilakukan pendataan ulang.

Sekitar 265 korban gempa yang meninggal tidak dilaporkan dan langsung dimakamkan oleh keluarganya.

“Banyak yang tidak melaporkan anggota keluarganya yang meninggal akibat gempa. Setelah dilakukan pendataan ulang, jumlahnya mencapai 600 orang yang tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Pacet, Cugenang, Cianjur, dan Warungkondang,” kata Herman, Senin (12/12/2022), dikutip dari Antara.

Herman Suherman telah menetapkan status tanggap darurat bencana hingga 20 Desember 2022.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Tidak Benar Air Laut Pangandaran Kering Usai Gempa Cianjur

Pemerintah Provinsi Jawa menyiapkan dana bantuan tak terduga (BTT) Rp 20 miliar untuk kebutuhan selama masa tanggap darurat.

"BTT Rp 20 miliar juga sudah kita siapkan untuk kebutuhan tanggap darurat. Walaupun komitmen dari Presiden untuk rekonstruksi yang Rp 50 juta rusak berat, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta juga terus kita sosialisasikan dari anggaran APBN," kata Emil, sapaan akrabnya di Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022).

Pemetaan wilayah yang dilewati sesar Cugenang setelah BMKG mengidentifikasi keberadaan patahan baru ini.Tangkapan layar kanal YouTube Info BMKG Pemetaan wilayah yang dilewati sesar Cugenang setelah BMKG mengidentifikasi keberadaan patahan baru ini.
Sesar Cugenang

Beberapa jam setelah gempa, sejumlah ahli menduga guncangan kuat itu disebabkan Sesar Cimandiri yang melintasi kawasan Cianjur.

Namun, setelah penelitian lebih lanjut, BMKG menyatakan penyebab gempa adalah sesar baru yang ada dalam Kecamatan Cugenang.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun menyebutnya dengan Sesar Cugenang.

"Pemicu gempa Cianjur magnitudo 5,6 pada 21 November 2022 lalu adalah patahan atau Sesar Cugenang. Ini adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG," ungkap Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

Baca juga: Penyaluran Dana Kerahiman Korban Jiwa Gempa Cianjur Ditargetkan Rampung Akhir 2022

Kesimpulan itu berdasarkan analisis focal mechanism, sebaran titik gempa susulan, analisis citra satelit, foto udara, dan survei lapangan. 

 

Selain itu, analis juga berdasarkan pola sebaran dan karakteristik retakan tanah, sebaran titik longsor, kelurusan morfologi, serta pola sebaran kerusakan bangunan.

Dwikorita memaparkan, Sesar Cugenang membentang sepanjang kurang lebih 9 kilometer dan melintasi sembilan desa.

Sebanyak delapan di antaranya termasuk Kecamatan Cugenang yaitu Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Desa Benjot.

Presiden Joko Widodo bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukamaju 1 di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, pada Kamis (8/12/2022).dok.Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukamaju 1 di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, pada Kamis (8/12/2022).

Satu desa terakhir, Nagrak, lokasinya dalam wilayah Kecamatan Cianjur.

Sesar ini dinilai aktif sehingga daerah yang dilintasinya sebaiknya tidak ditinggali dan berdiri bangunan permanen.

Rekomendasi itu dikeluarkan untuk mencegah timbulnya korban jiwa kemudian hari.

Kendati demikian, lahan yang dilintasi Sesar Cugenang masih bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian atau tempat wisata dengan bangunan nonpermanen.

Baca juga: Kehilangan Pekerjaan, Korban Gempa Cianjur Punguti Besi Bekas Sisa Reruntuhan Bangunan

Belakangan BMKG memperbarui zona berbahaya yang harus dikosongkan dari pemukiman di sepanjang Sesar Cugenang.

Semula zona bahaya dari wilayah patahan itu sepanjang 9 kilometer, kini menjadi 2,63 kilometer.

Radius daerah yang harus dikosongkan juga berubah, dari 200 hingga 500 meter dari patahan menjadi hanya 10 meter.

 

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, dengan berubahnya peta zonasi luas wilayah yang masuk zona merah harus dikosongkan dari bangunan menjadi berkurang.

Jika mengacu dengan zona bahaya sebelum dipersempit maka 1.800 rumah di sepanjang Sesar Cugenang harus dikosongkan.

"Untuk jumlah pastinya sedang dilakukan pendataan ulang karena rumah yang akan direlokasi tentunya banyak berkurang, sehingga pendataan di 12 desa di empat kecamatan terdampak kembali dilakukan," kata Herman, Rabu (28/12/2022), seperti dilansir Antara.

Baca juga: Korban Meninggal Gempa Cianjur Melonjak dari 335 Jadi 600 Orang, Bagaimana Bisa?

Herman menuturkan, untuk rumah yang berada di zona rawan tapi masih dapat didirikan bangunan, akan dibangunkan kembali dengan struktur bangunan tahan gempa.

Sebelumnya, berdasarkan surat Kepala BMKG nomor GF.00.00/043/KB/XII/2022 tentang laporan hasil penetapan zona relokasi dan kelayakan hidup, panjang zona patahan Sesar Cugenang yang menjadi penyebab gempa berkekuatan 5,6 magnitudo di Cianjur masih sama sepanjang 9 kilometer.

Namun pengelompokan zona, terutama yang harus steril dari bangunan berubah.

Zona merah atau terlarang yang semula dalam radius 200-500 meter berubah menjadi dalam radius 0-10 meter, sehingga bangunan dalam radius tersebut harus dikosongkan atau direlokasi.

Baca juga: Cerita Pasangan Kekasih Menikah di Tengah Reruntuhan Gempa Cianjur, Akan Tinggal di Tenda Pengungsian

Zona oranye atau terbatas berada di radius 10 meter hingga 1 kilometer dari titik patahan, sehingga di zona tersebut konstruksi bangunan dengan syarat ketat dan standar bangunan tahan gempa atau pergerakan tanah.

Sedangkan zona kuning atau zona bersyarat lebih dari 1 kilometer dari titik patahan dengan bangunan yang didirikan harus berdasarkan konstruksi tahan gempa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut

Bandung
Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Revitalisasi Jembatan II Cikarang, Apresiasi Pemprov Jabar bagi Pekerja

Bandung
Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat 'Game Online', Pria asal Sumut Ditangkap

Kirim Pesan Cabul ke Orang Dikenal lewat "Game Online", Pria asal Sumut Ditangkap

Bandung
Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Pria di Bogor Berulang Kali Cabuli Anak Tiri selama 3 Tahun

Bandung
Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Kanwil Kemenkumham Jabar Bakal Gandeng Kades untuk Awasi WNA

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Buruh Pro KDM: Tidak Ada Lagi yang Cocok

Bandung
Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Gempa M 4,2 Kabupaten Bandung, Kapolsek Pangalengan: Terasa tapi Tak Sebesar Gempa Garut

Bandung
Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Detik-detik Pendaki Asal Bandung Meninggal Dunia di Gunung Ciremai, Diduga Kelelahan

Bandung
Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Tak Berisiko Tsunami

Bandung
Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Mobil Terguling di Majalengka, Sopir: Saya Ngantuk karena Bergadang Nonton Timnas Indonesia

Bandung
Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Cerita Anak-anak Muda dengan Mental Disabilitas Memupuk Impian

Bandung
Berawal dari Notifikasi 'Sayang', Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Berawal dari Notifikasi "Sayang", Suami di Bandung Bunuh Istrinya lalu Serahkan Diri ke Polisi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com